Menag: Daftar 200 Mubalig Muncul karena Permintaan Masyarakat

22 Mei 2018 16:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (Foto: Antara/Puspa Perwitasari)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (Foto: Antara/Puspa Perwitasari)
ADVERTISEMENT
200 Daftar mubalig rekomendasi Kementerian Agama menuai polemik karena dinilai dapat memecah belah umat. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menegaskan, rekomendasi tersebut muncul karena permintaan masyarakat menjelang bulan Ramadhan.
ADVERTISEMENT
Lukman menyebut, di ulban Ramadhan ini, permintaan masyarakat untuk mengadakan pengajian semakin besar. Sehingga, Kemenag bermaksud untuk memfasilitasi hal itu dengan merekomendasikan nama-nama mubalig.
"Mereka tidak meminta merilis, mereka meminta, 'tolong kami diberikan nama-nama penceramah'. Jadi ini sebenarnya prosesnya sudah lama, tiga, empat bulan lalu, tapi biasanya, permintaan itu hanya sekadar mengkonfirmasi, nama si fulan ini bagaimana?" Kata Lukman di kantor Wakil Presiden, Jalan Veteran III, Jakarta Pusat, Selasa (22/5).
"Nah sekarang, karena menjelang bulan Ramadhan, permintaan aktivitas pengajian semakin besar, banyak, lalu kami di Kemenag tidak mungkin lagi meladeni mereka satu per satu," tuturnya.
Saat ini Lukman mengaku telah mendapat sejumlah masukan nama-nama baru untuk dimasukan ke dalam daftar mubalig yang direkomendasikan. Beberapa nama itu ada yang perseorangan hingga yang mewakili lembaga tertentu seperti pengurus masjid yang bernaung di bawah instansi pemerintah.
Menteri Agama Lukman Hakim (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Agama Lukman Hakim (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
Rilis 200 mubalig rekomendasi Kemenag ini memang dikritik sejumlah pihak. Kritik muncul dari Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj. Menurut Said Kemenag juga bisa mengeluarkan rekomendasi kriteria ulama saja.
ADVERTISEMENT
Misalnya, hanya mengeluarkan rekomendasi kriteria ulama yang dinilai tidak baik untuk umat saja, sehingga selanjutnya biar masyarakat yang memilih.
Selain Said, Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin juga menilai seharusnya Kemenag tak buru-buru merilis sejumlah nama yang direkomendasikan sebagai mubalig.
“Kalau mau jangan dirilis dulu. Ada sekitar 220 juta masyarakat, 10 jutanya mubalig,” ujarnya Senin (21/5).