Menag Kecam Serangan Bom di Sri Lanka : Ini Tragedi Kemanusiaan

22 April 2019 5:49 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memberikan keterangan pers terkait OTT kasus dugaan suap terkait seleksi pengisian jabatan pimpinan tinggi di Kementerian Agama, di Jakarta Foto: Antara/Nalendra
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memberikan keterangan pers terkait OTT kasus dugaan suap terkait seleksi pengisian jabatan pimpinan tinggi di Kementerian Agama, di Jakarta Foto: Antara/Nalendra
ADVERTISEMENT
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengecam keras serangkaian ledakan bom yang terjadi di tiga gereja dan tiga hotel mewah di Sri Lanka. Dalam peristiwa tersebut, ratusan orang meninggal dan lebih banyak lagi yang terluka. Terlebih ledakan itu terjadi di saat umat Kristiani di Sri Lanka tengah merayakan Hari Paskah.
ADVERTISEMENT
"Itu tindakan tidak berperikemanusiaan dan sangat bertentangan dengan nilai-nilai agama," tegas Lukman di Jakarta, Minggu (21/4).
"Ironi, tragedi kemanusiaan terjadi justru di momen umat Kristiani sedang peringati hari besar keagamaannya. Kami turut berduka. Umat kristiani diharap tabah, tapi waspada, dan tetap menjadi pembawa damai bagi sesama," lanjutnya.
Menurutnya, tindakan pengeboman itu jelas menyalahi ajaran agama. Sebab, tidak ada agama yang membenarkan tindak kekerasan, apapun motifnya.
"Itu jelas sikap pengecut dan tidak bertanggung jawab. Apalagi bom meledak di rumah ibadah, saat umat beribadah," tegas Lukman.
Lukman juga mengajak tokoh dan umat beragama untuk mendoakan yang terbaik buat korban di Sri Lanka. Ia meminta masyarakat untuk menahan diri dan tidak emosional.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, saat ini, Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri terus bekerja untuk mengetahui perkembangan kondisi di Sri Lanka, termasuk memastikan kondisi keamanan warga negara Indonesia di sana.
"Mari tingkatkan kewaspadaan kita untuk terus menjaga keamanan dan kesucian rumah ibadah kita masing-masing," ucap Lukman.
Ia juga mengingatkan para pengguna media sosial agar tidak terpancing dan turut menyebarluaskan informasi yang belum jelas kebenarannya. "Hindari menebar hoax seputar tragedi Sri Lanka. Penyebaran hoax itulah yang diharapkan pelaku untuk menebar teror dan rasa takut," tandasnya.
Rentetan serangan bom yang terjadi di Sri Lanka pada Minggu (21/4), sejauh ini telah menewaskan 207 orang dan 450 orang lainnya luka-luka.