Menag: Sebagian Orang Jadikan Agama Alat Mengotak-kotakan

11 Maret 2019 12:19 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, memberi sambutan dalam Halaqah Pengembangan Pendidikan Islam, bertempat di Hotel Mercure, Ancol, Senin (11/3). Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, memberi sambutan dalam Halaqah Pengembangan Pendidikan Islam, bertempat di Hotel Mercure, Ancol, Senin (11/3). Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Agama menggelar Halaqah Pengembangan Pendidikan Islam (HAPPI) 2019 dengan tema "Membangun Moderasi Beragama untuk Pendidikan Islam yang Maju dan Berbudaya." Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memaparkan pentingnya moderasi agama di era yang sangat kompleks.
ADVERTISEMENT
"Ketika kehidupan sudah semakin kompleks, maka lalu ada sebagian kita bisa terjerumus atau terjebak pada pemahaman yang mendatangkan pengalaman yang berlebih-lebihan. Maka itu, perlu ada moderasi, bagaimana mereka yang berlebih-lebihan ini bisa kembali," papar Lukman di Mercure Hotel Convention, Ancol, Jakarta Utara, Senin (11/3).
Menurut Lukman, ada dua kutub perilaku berlebih-lebihan dalam beragama. Yang pertama mereka yang terlalu terpaku kepada teks. Yang kedua yaitu mereka yang liberal dan terlalu mengandalkan akal atau nalar pikiran. Kedua kutub itu, menurut Lukman, harus didorong kembali ke tengah dengan moderasi.
"Moderasi beragama itu adalah sebuah ikhtiar. Bagaimana agar cara pandang, pemahaman, dan perilaku atau bentuk pengamalan keagamaan itu kembali ke tengah, bukan ekstrem. Karena hakikat agama itu moderat," kata Lukman.
Suasana acara Halaqah Pengembangan Pendidikan Islam, bertempat di Hotel Mercure, Ancol, Senin (11/3). Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
Bahkan, belakangan agama kerap digunakan untuk menebar permusuhan. Hal inilah yang harus diluruskan kembali dengan moderasi agama.
ADVERTISEMENT
"Agama yang diturunkan Tuhan untuk mengangkat martabat manusia. Tapi sekarang ada juga di mana agama dijadikan alat bagi sebagian orang untuk menegasikan, mengkotak-kotakkan orang," kata Lukman.
"Itulah mengapa moderasi agama ini penting, tidak saja Indonesia, tapi dunia," tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Lukman menyebut bahwa tahun 2019 merupakan tahun yang disepakati di PBB sebagai tahun moderasi. Maka itu, ia kemudian mengimbau agar ASN di bawah Kemenag aktif mendorong moderasi beragama di wilayah masing-masing.
"Kita umat manusia kehilangan kearifannya dalam menanggapi keragaman. Maka itu, tidak ada kata lain, kata kuncinya adalah moderasi. Dan dalam hal ini, sebagai ASN Kemenag, kitalah yang paling bertanggungjawab terhadap hal ini," ungkap Lukman.
Suasana acara Halaqah Pengembangan Pendidikan Islam, bertempat di Hotel Mercure, Ancol, Senin (11/3). Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
Kegiatan HAPPI berlangsung dari tanggal 10 sampai 12 Maret 2019 di Mercure Convention Center, Ancol, Jakarta Utara.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini dihadiri para kepala kantor Kemenag kabupaten/kota dan para kepala biro pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri. Dalam kegiatan ini, akan dilakukan evaluasi program Pendidikan Islam tahun 2018 serta sosialisasi dan percepatan realisasi program direktif Direktorat Jenderal Pendidikan Islam tahun 2019.