Menag Sesalkan Fenomena Ujaran Kebencian yang Dibalut Agama
ADVERTISEMENT
Menteri Agama Lukman Hakim Syafruddin menyesalkan adanya fenomena menebar ujaran kebencian yang marak di Indonesia. Ia menyebut, bahkan tak jarang fenomena tersebut dibungkus dengan dalih agama, politik, hingga suku dan ras.
ADVERTISEMENT
"Tak jarang, kebencian tersebut berbungkus agama dan disampaikan di mimbar keagamaan dengan nada kebencian. Padahal, mimbar itu seharusnya membawa pesan kedamaian, bukan jadi media tebar kebencian," ucap Lukman dalam sambutannya di peringatan Maulid Nabi di Istana Bogor, Rabu (21/11).
Ia lalu mengibaratkannya dengan kisah seorang perempuan soleh yang masuk neraka karena mengurung kucing tanpa memberi makan. Sementara, di sisi lain, ada seorang perempuan nakal yang masuk surga karena dengan ikhlas memberi minum anjing yang kehausan.
"Rasa kebinatangan saja bisa mengantarkan orang masuk ke surga atau neraka, apalagi rasa kemanusiaan. Untuk itu, melalui spirit nabi, kita lahirkan kembali kemanusiaan kita secara benar, hati dan jiwa kita perlu kita perbaiki," imbuhnya.
Ia juga meminta masyarakat Indonesia untuk meninggalkan perasaan cinta dunia, cinta popularitas, gila hormat, dan tamak. Sebab, hal-hal tersebut adalah penyakit yang bisa membutakan hati.
ADVERTISEMENT
"Beragama tanpa cinta, akan hampa tanpa makna. Bercinta tanpa agama, tak akan kekal dan bahagia. Semoga kita bisa memetik hikmah dalam memperingati Maulid Nabi dalam rangka menguatkan negara, maju, berdaulat, mandiri, dan berkepribadian," pungkasnya.
Peringatan Maulid Nabi tersebut juga dihadiri Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, menteri Kabinet Kerja, serta perwakilan negara sahabat dan tokoh masyarakat. Acara tersebut dibuka dengan lantunan ayat suci Al-quran dan ceramah dari Kiai muda NU, Ahmad Muwafiq.