Menakar Kans Moeldoko Jadi Cawapres: Elektabilitas Selalu di Bawah 1%

25 April 2018 14:29 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Moeldoko kuliah umum di Universitas Negeri Padang (Foto: Dok. KSP)
zoom-in-whitePerbesar
Moeldoko kuliah umum di Universitas Negeri Padang (Foto: Dok. KSP)
ADVERTISEMENT
Nama Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mencuat sebagai cawapres alternatif yang akan menemani Jokowi di Pilpres 2019. Nama Moeldoko muncul sebagai opsi cawapres dari kalangan nonparpol dan berasal dari kalangan militer.
ADVERTISEMENT
Nama Moeldoko disebut Jokowi saat tengah mengikuti kuis dengan kumparan (kumparan.com). Dalam kesempatan itu, Jokowi diminta untuk memilih dengan cepat antara Prabowo Subianto atau mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. Setelah berpikir sekitar 10 detik, Jokowi lalu melontarkan nama Moeldoko.
"Pak Prabowo atau Pak Gatot? Pak Prabowo apa Pak Gatot? Hm..Moeldoko," tutur Jokowi diakhiri dengan tawa di kantornya, Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (20/4).
Latar belakang militer yang melekat pada Moeldoko, jejak rekam yang terbilang baik, hingga ketiadaan partai politik, menjadi poin plus Moeldoko. Paling tidak, nama Moeldoko dapat menjadi penyeimbang jika Jokowi harus berhadapan dengan Prabowo ataupun Gatot yang berasal dari militer.
Jokowi dan Moeldoko (Foto: Dok.  Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi dan Moeldoko (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
Menariknya, narasi Jokowi-Moeldoko tidak terlalu diperhitungkan sebelumnya. Dalam sejumlah survei mengenai elektabilitas cawapres yang dirilis oleh berbagai lembaga, nama Moeldoko selalu berada dalam urutan terbawah, atau bahkan tidak ada sama sekali.
ADVERTISEMENT
Hal itu berbeda misalnya dengan sederet nama seperti Anies Baswedan, Muhaimin Iskandar, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Wiranto, hingga Hary Tanoesudibjo yang bertengger paling atas di bursa cawapres.
Terkait dengan hal tersebut, kumparan (kumparan.com) mengelaborasi sejumlah lembaga survei yang merilis nama cawapres potensial dalam beberapa bulan terakhir.
1. Moeldoko dalam Survei Median
Lembaga Survei Media Nasional (Median) merilis sejumlah nama cawapres potensial. Survei yang dilaksanakan pada 24 Maret-6 April 2018 itu melibatkan 1.200 responden.
Sementara itu, margin of error dari survei yang dilakukan Median sebesar +/- 2,9% pada tingkat Kepercayaan 95%.
Dalam rilis tersebut, elektabilitas Meoldoko nyatanya terbilang sangat kecil. Dia hanya memperoleh suara sebesar 0,4%. Angka tersebut berada di bawah Airlangga Hatarto (0,6%), Yusril Ihza Mahendra (0,7%).
Survei Median Elektabilitas Cawapres (Foto: Dok. Median)
zoom-in-whitePerbesar
Survei Median Elektabilitas Cawapres (Foto: Dok. Median)
Sementara itu, nama-nama yang memiliki elektabilitas tertinggi sebagai cawapres adalah Anies Baswedan yang memperoleh suara sebesar 6,4%, Gatot Nurmantyo (5,4%), Prabowo Subianto (4,9%), Muhaimin Iskandar (4,7%) dan AHY (3,8%). Sisanya, sebanyak 42,% responden belum menentukan pilihan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, skenario Jokowi-Moeldoko pun tidak ada dalam survei yang dibuat oleh Median. Beberapa skenario yang muncul adalah Jokowi-Muhaimin, Jokowi-Wiranto, Jokowi-Gatot, Jokowi-Sri Mulyani, serta beberapa tokoh populer lainnya.
2. Moeldoko dalam Survei Indobarometer
Dalam rilis yang dilakukan oleh Indobarometer, nama Moeldoko tercantum sebagai cawapres dengan elektabilitas di bawah 1 persen. Survei itu sendiri dilakukan pada 23-30 Januari 2018.
Jumlah sampel pada survei itu sebanyak 1.200 responden, dengan margin of error sebesar ± 2.83%, pada tingkat kepercayaan 95%. Dalam survei tersebut dengan simulasi 15 nama, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menempati peringkat pertama dengan elektabilitas tertinggi 20,6%.
Lalu mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo berada di peringkat kedua dengan 17,6 %. Sementara itu, Agus Harimurti Yudhoyono berada di peringkat ketiga dengan 16,7%. Wali Kota Bandung yang saat ini maju menjadi calon Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, berada di peringkat keempat dengan 16%.
ADVERTISEMENT
Elektabilitas Moeldoko hanya mencapai 0,7%.
Survei elektabilitas Capres-Cawapres. (Foto: Dok. Indo Barometer)
zoom-in-whitePerbesar
Survei elektabilitas Capres-Cawapres. (Foto: Dok. Indo Barometer)
Sementara itu, Indobarometer rupanya juga membuat beberapa skenario soal pasangan capres dan cawapres. Di antaranya terdapat skenario pasangan Jokowi-Moeldoko jika dihadapkan dengan Prabowo-Anies Baswedan.
Hasilnya, pasangan Jokowi-Moeldoko dapat meraih 35,1% suara. Sementara pasangan Prabowo-Anies Baswedan meraih 22,4%. Sisanya belum memutuskan pilihan.
3. Moeldoko dalam Survei Poltracking
Berdasarkan temuan Poltracking pada rentang 23 Januari hingga 3 Februari 2018. Nama Moeldoko lagi-lagi tidak masuk dalam 10 besar kandidat cawapres potensial.
Survei Poltracking Elektabilitas Cawapres (Foto: Dok. Poltracking)
zoom-in-whitePerbesar
Survei Poltracking Elektabilitas Cawapres (Foto: Dok. Poltracking)
Elektabilitasnya pun di bawah 1%, yakni hanya 0,1% suara. Jauh berada di bawah Jusuf Kalla yang menempati posisi puncak dengan perolehan 15% suara, Gatot Nurmantyo (4,2%) dan Anies Baswedan (4,1%).
Survei Poltracking didasarkan pada 1200 responden dengan margin of error +/- 2.8% pada tingkat kepercayaan 95%.
ADVERTISEMENT