news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Menanti Reuni 212 yang Pertemukan Jokowi-Prabowo

29 November 2018 7:25 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi 212 di Monas. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi 212 di Monas. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Reuni Mujahid 212 akan digelar di lapangan Monas, Jakarta Pusat, Minggu (2/12). Sejumlah ulama dan tokoh nasional akan menghadiri acara tersebut.
ADVERTISEMENT
Ajang kumpul pegiat Aksi Bela Islam tersebut disinyalir menjadi kegiatan politis untuk mendukung salah satu calon presiden dalam Pilpres 2019. Namun hal itu dibantah oleh Penanggung Jawab Reuni Akbar Mujahid 212 Slamet Maarif.
"Reuni ini bukan ajang kampanye praktis makanya jangan campuri dengan atribut partai politik dan sebagainya. Cukup baju putih, topi, bendera dan lain-lain untuk menyemarakan acara ini. Mari jaga persatuan kedamaian, kebersihan dan tetap semangat," kata Slamet di Gedung DDII di Jakarta Pusat, Rabu (28/11).
Slamet mengatakan, telah berkoordinasi dengan pihak keamanan terkait penggunaan atribut parpol di acara ini. Pihaknya akan mengamankan peserta jika ada yang menggunakan atribut parpol. Slamet justru mengimbau orang yang hadir dalam acara tersebut mengibarkan bendera tauhid saat sudah berada di kawasan Monumen Nasional.
ADVERTISEMENT
"Ayo kibarkan bendera merah putih dan bendera tauhid warna warni. Kepada masyarakat terutama alumni tersentral di monas bukan di tempat lainnya," kata Slamet.
Massa yang tergabung dalam Barisan Nusantara Pembela Tauhid membawa bendera bertuliskan kalimat tauhid di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (26/10/2018). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Massa yang tergabung dalam Barisan Nusantara Pembela Tauhid membawa bendera bertuliskan kalimat tauhid di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (26/10/2018). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Selain itu, untuk membuktikan netralitas dalam acara tersebut, Slamet memastikan akan mengundang dua calon presiden (capres) dan cawapres: Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Khusus untuk Ma'ruf, panitia mengundangnya sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia.
"Kalau untuk Pak Jokowi, ada protokoler. Oleh karena itu, undangan kedua kita lakukan. Kesekretariatan baru siapkan undangan tertulis VVIP," kata Slamet
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Romahurmuziy bahkan mengatakan reuni tersebut baru sah jika ada kehadiran Jokowi dan Ma'ruf Amin. Ia bahkan akan mengerahkan massa sebanyak-banyaknya jika dua tokoh tersebut hadir.
“Reuni 212 baru sah kalau dihadiri oleh Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf. Karena Pak Jokowi jelas-jelas alumni 212 dan Kiai Ma'ruf adalah Ketum MUI yang menerbitkan fatwa," kata Romy melalui pesan singkat, Rabu (28/11).
Ma'ruf Amin, Jokowi, Prabowo, Sandiaga Uno (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ma'ruf Amin, Jokowi, Prabowo, Sandiaga Uno (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Sementara itu kehadiran Prabowo dalam acara tersebut dinilai bisa menaikan elaktabilitas capres nomor urut 02 itu. Hal itu diakui oleh Juru bicara Badan Pemenangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Suhud Alynuddin.
ADVERTISEMENT
"Karena spirit 212 memiliki irisan yang sama, yaitu 2019 ganti presiden. Di samping itu Pak Prabowo adalah capres yang didukung oleh Ijtima Ulama, yang sebagian ulamanya merupakan motor penggerak aksi 212," ujar Suhud.
Reuni Akbar Mujahid 212 kemungkinan akan dihadiri oleh 4 juta umat yang datang dari berbagai daerah. Kabarnya, reuni ini tak hanya dihadiri oleh umat muslim, tetapi merangkul seluruh kalangan termasuk nonmuslim.
Aksi pengibaran satu juta bendera tauhid berwarna-warni sebagai lambang persatuan juga bakal dilakukan. Rencananya, acara digelar sejak pukul 03.00 WIB hingga 12.00 WIB.