Mencari Benang Merah Tragedi Van Tabrak Pejalan Kaki di Kanada

25 April 2018 9:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tabrakan di Toronto, Kanada (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Tabrakan di Toronto, Kanada (Foto: Reuters)
ADVERTISEMENT
Sebuah insiden kecelakaan baru-baru ini menghebohkan Kanada. Van berwarna putih yang dikendarai seorang pria menabrak pejalan kaki di sebuah persimpangan padat di jalan Yonge, Toronto, Kanada, pada jam makan siang Selasa (24/4).
ADVERTISEMENT
Insiden nahas tersebut telah menewaskan 10 orang, menyebabkan 15 orang lainnya luka-luka dan lima di antaranya mengalami kritis. Sebagian besar korban diketahui adalah perempuan.
Penabrakan di Toronto. (Foto: REUTERS/Saul Porto)
zoom-in-whitePerbesar
Penabrakan di Toronto. (Foto: REUTERS/Saul Porto)
Berdasarkan keterangan saksi mata bernama Ali, mobil van tersebut melaju, seperti sudah menargetkan seseorang.
Dalam penyelidikan, Kepala Polisi Toronto, Mark Saunders, mengatakan tindakan tersebut dilakukan dengan sengaja oleh seorang pria bernama Alek Minassian (25). Namun, motif Minassian sendiri belum diketahui. Dia tercatat tidak memiliki catatan kriminal di kepolisian. Pelaku diduga membajak sebuah van sewaan untuk melancarkan aksinya.
Tabrakan di Toronto, Kanada (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Tabrakan di Toronto, Kanada (Foto: Reuters)
Tak lama setelah aksi menabraknya membuat publik gaduh, Minassian kini telah diamankan oleh polisi. Dia ditangkap tanpa melakukan perlawanan sedikit pun.
Sejumlah dugaan pun muncul atas aksi sembrono Minassian. Salah satunya diungkap oleh peneliti utama Detektif-Sersan Graham Gibson. Menurutnya, Minassian telah mem-posting 'pesan rahasia di Facebook beberapa menit sebelum dia mulai mengendarai van sewaan' di sepanjang Yonge Street.
ADVERTISEMENT
Dalam posting-an itu, Minassian memuji pembunuh massal Elliot Rodger - orang Amerika berusia 22 tahun yang membunuh enam orang dan dirinya sendiri di California pada 2014, dan yang dia mengaku frustrasi karena ditolak perempuan.
Di sisi lain, Menteri Keamanan Kanada, Ralph Goodle, enggan berkomentar soal motif pelaku melakukan serangan ini.
"Penyelidikan berada dalam tahap di mana tidak ada informasi lebih lanjut yang dapat dikonfirmasi pada saat ini," kata Goodale pada konferensi pers.
"Polisi sedang melakukan penyelidikan menyeluruh mereka untuk menentukan apa yang terjadi dan mengapa itu terjadi, motivasi yang terlibat," imbuhnya.
Atas kasus Minassian ini, Wakil Kepala Kepolisian Toronto, Peter Yuen mengungkapkan, investigasi insiden ini akan berlangsung cukup panjang.
ADVERTISEMENT
Pelaku kantongi pistol
Selepas menghilangkan nyawa 10 orang dan melukai puluhan lainnya, Minassian meminta agar dirinya ditembak mati oleh polisi. Hal tersebut terungkap dalam rekaman video seorang saksi yang menampilkan saat-saat penangkapan Minassian oleh polisi.
Pelaku saat itu berteriak kepada polisi agar menembak kepalanya karena dia bersenjata. Hal ini menunjukkan pelaku ingin bunuh diri.
"Saya punya pistol di kantong, tembak saya di kepala," teriak Minassian.
Pembunuhan di Toronto (Foto: Reuters/Chris Donovan)
zoom-in-whitePerbesar
Pembunuhan di Toronto (Foto: Reuters/Chris Donovan)
Kepala Polisi Toronto, Saunders, mengatakan polisi berhasil membekuk Minassian tanpa perlawanan pada 30 menit setelah peristiwa berlangsung. Polisi juga tidak menemukan pistol yang disebut-sebut Minassian.
"Kepolisian diajarkan untuk menggunakan sedikit mungkin kekerasan dalam setiap situasi. Polisi melakukan kerja yang fantastis," puji Saunders kepada anak buahnya.
ADVERTISEMENT
Pelaku suka menyendiri
Menurut orang-orang yang mengenalnya, Minassian adalah sosok yang pendiam dan berkebutuhan khusus. Shereen Chami, teman satu SMA Minassian, mengatakan pria itu pernah masuk program khusus untuk siswa berkebutuhan khusus di SMA Thornlea.
Dia ingat, Minassian pernah berjalan di selasar sekolah sambil mengangkat tangannya, kepalanya menunduk, dan dia mengeong seperti kucing.
"Dia bukan orang yang mudah bersosialisasi, tapi dari yang saya ingat, dia sama sekali tidak berbahaya," kata Chami kepada Reuters.
Kelas siswa berkebutuhan khusus sendiri adalah sebutan untuk sistem pendidikan Kanada bagi pengajaran siswa dengan perilaku buruk atau keterbatasan fisik.
Tabrakan di Toronto, Kanada (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Tabrakan di Toronto, Kanada (Foto: Reuters)
Sementara, kawan satu SMA lainnya, Ari Bluff, kepada CBC News mengatakan Minassian sangat pendiam dan tidak punya kawan dekat.
ADVERTISEMENT
"Saya ingat dia berjalan di selasar, biasanya sendirian, atau di kantin sendirian," kata Bluff.
Dalam penelusuran Reuters di media sosial, Minassian disebutkan kuliah di Seneca College dari 2011 hingga 2018. Dia disebut memiliki kemampuan profesional dalam pengembangan piranti lunak.
Di sisi lain, sebuah blog tertanggal September 2013 menyebut Minassian bekerja Pusat Pengembangan Teknologi Terbuka di Seneca College. Di Play Store Android, ada satu aplikasi parkir yang dikembangkan oleh seseorang bernama Alek Minassian.