news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mendag Era SBY Puji Jokowi soal Pembangunan Jalan Tol

6 Maret 2019 22:45 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi saat berdiskusi dengan ratusan peserta di Medan. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi saat berdiskusi dengan ratusan peserta di Medan. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
ADVERTISEMENT
Mantan menteri di era Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Muhammad Lutfi, memuji kinerja Presiden Jokowi terutama dalam hal pembangunan infrastruktur jalan tol.
ADVERTISEMENT
Lutfi yang merupakan mantan Menteri Perdagangan pada Kabinet Indonesia Bersatu II ini membandingkan pembangunan jalan tol di era SBY dengan Kabinet Kerja yang dipimpin Jokowi. Ia mengungkapkan, selama 10 tahun masa kepemimpinan, SBY membangun jalan tol sepanjang 212 km atau 21 km per tahun.
"Tetapi, Pak Jokowi, orangnya kurus-kurus kerempeng ini, bangun 671 km jalan tol dalam empat tahun. Atau kira-kira 161 km per tahun," ujar Lutfi saat acara 'Hijrah Menuju Kemajuan Bangsa' yang diselenggarakan Rabu Hijrah di Medan, Rabu (6/3).
"Bukannya saya menjelekkan presiden, bos saya sebelumnya, tidak. Tapi saya (hanya) tunjukkan angka," lanjutnya.
Pembukaan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi. Foto: dok. Jasa Marga
Lutfi mengungkapkan pembangunan jalan tol sangat penting, baik untuk lalu lintas maupun aktivitas ekonomi. Namun, ia mengakui memang biaya pengerjaan jalan tol membutuhkan biaya yang tak sedikit.
ADVERTISEMENT
"(Tapi) kita lihat Pak Harto, 30 tahun berkuasa hanya membangun 490 km jalan tol, artinya per tahun hanya 16 km. Presiden Habibie, Gus Dur, dan Megawati hanya sedikit tahun (menjabatnya), jadi mereka hanya membangun 5 km, 3 km, dan 10 km saja per tahunnya," ungkap Lutfi.
Pujian Lutfi untuk Jokowi tak berhenti di situ saja. Ia juga mengapresiasi kerja keras Presiden Jokowi yang telah meyakinkan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan jalan tol.
Padahal, menurut Lutfi, pascareformasi masyarakat bisa saja menolak pembangunan karena hal itu merupakan bagian dalam berdemokrasi.
"Tapi Pak Jokowi selalu datang dan negosiasi sendiri untuk membebaskan tanah-tanah itu, hasilnya (misalnya) jalan tol ke Kualanamu Medan. Dan saat ini lagi dibikin Tol Trans Sumatera," tutup Lutfi.
ADVERTISEMENT