Menelisik Motif Politik Pendiri PAN Desak Amien Rais Mundur

27 Desember 2018 6:47 WIB
Partai Amanat Nasional (Foto: Putri Sarah Arifira/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Partai Amanat Nasional (Foto: Putri Sarah Arifira/kumparan)
ADVERTISEMENT
Internal PAN sekejap bergejolak usai beredarnya surat terbuka dari 5 orang pendiri PAN kepada Amien Rais yang didesak untuk mundur sebagai Ketua Dewan Kehormatan PAN. Lima orang tersebut adalah Abdilah Toha, Goenawan Mohammad, Albert Hasibuan, Toety Herati, dan Zumrotin.
ADVERTISEMENT
Amien dinilai sudah tidak layak memimpin partai berlambang matahari itu. Melalui surat terbuka, para pendiri ini menilai Amien yang sudah sepuh, tidak selayaknya masih cawe-cawe dengan PAN. Bahkan, ikut mempengaruhi kebijakan partai termasuk urusan Pilpres. Amien juga kerap melontarkan komentar yang dinilai memicu kegaduhan.
Namun, sejumlah pihak mempertanyakan motif di balik surat terbuka dari lima pendiri PAN itu yang meminta Amien Rais untuk mundur. Apakah surat tersebut dibuat karena ada motif politik tertentu atau apakah memang murni kegerahan kader serta elite PAN atas dominasi Amien terhadap kebijakan partai.
1. Surat Terbuka Lima Pendiri PAN: Motif Politik Ubah Dukungan di Pilpres 2019?
Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN, Drajad Wibowo, menduga motif para pendiri PAN mendesak Amien Rais mundur terkait dengan keputusan PAN mendukung Prabowo-Sandi, sementara mereka cenderung kepada Jokowi-Ma'ruf. Amien dikenal sebagai faktor yang membuat PAN mendukung Prabowo-Sandi.
ADVERTISEMENT
"Saya meyakini surat itu tidak lepas dari dukungan Pak Amien dan PAN ke Mas Prabowo, bukan ke Pak Jokowi. Terus apa Pak Amien tidak boleh mendukung Prabowo?" ucap Drajad dalam surat terbuka, Rabu (26/12).
Kemudian, benarkah para pendiri ini pendukung Jokowi? Lalu, apakah surat tersebut memang dibuat untuk merubah keputusan politik PAN mendukung Prabowo-Sandi?
"Ya kalau saya memang pendukung Jokowi, tapi kan kalau dukungan seperti itu enggak ada salahnya," jawab Goenawan Mohammad kepada kumparan, Rabu (26/12).
Sastrawan yang juga pendiri majalah Tempo itu memang dikenal sebagai salah satu tokoh sekaligus influencer pendukung Jokowi. Di Twitternya yang mengantongi 1,34 juta pengikut, Goenawan rajin membuat cuitan mengkritik atau menyindir rival Jokowi, Prabowo Subianto.
ADVERTISEMENT
Pendiri PAN lainnya, Abdillah Toha, juga merupakan barisan pendukung Jokowi. Melalui Twitter dengan 30,7 ribu pengikut, Toha tak sungkan membela Jokowi atau mengkritik Prabowo. Salah satunya saat dia mengkritik Amien Rais yang ingin menjewer Ketum Muhammadiyah Haedar Nashir jika tak arahkan dukungan pada Prabowo-Sandi.
"Dulu antiorde baru, sekarang mendukung pewarisnya. Dulu meninggalkan Muhammadiyah untuk mendirikan partai, sekarang inginkan Muhammadiyah berpolitik. Apa yang terjadi dengan tokoh ini yang dulu pernah jadi idola publik? Haus kekuasaan sehingga semua cara dihalalkan?" cuit Abdillah Toha.
Pendiri lain yang juga mendesak Amien Rais mundur Albert Hasibuan, tak menampik lebih cenderung mendukung Jokowi-Ma'ruf daripada Prabowo-Sandi sebagaimana keputusan DPP PAN. Namun dia enggan mengaitkan sikap politik itu dengan desakan agar Amien mundur.
ADVERTISEMENT
"Selama pembicaraan para pendiri itu, tidak pernah menyinggung soal keberpihakan. Jadi apakah itu Prabowo apakah itu Jokowi, tidak sama sekali. Tapi kita membatasi pada ucapan Pak Amien Rais yang dianggap mempengaruhi kerja dinamika kerja PAN menghadapi pemilu ke depan," ucap Albert, Rabu (26/12).
Dua pendiri PAN lain, Toety Herati dan Zumrotin, yang mendesak Amien Rais mundur, belum ditemukan catatannya sebagai pendukung Jokowi.
2. PAN Tuding Lima Pendiri yang Minta Amien Mundur Sudah Tak Aktif
Sekjen PAN Eddy Soeparno bersama Amien Rais. (Foto: http://eddysoeparno.com)
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen PAN Eddy Soeparno bersama Amien Rais. (Foto: http://eddysoeparno.com)
Sekjen DPP PAN Eddy Soeparno menegaskan, partainya akan mengabaikan desakan mundur terhadap Amien Rais melalui surat terbuka yang disampaikan lima pendiri partainya itu. Sebab, mereka yang mengaku pendiri bukanlah pendiri yang masih aktif dan kini tidak memiliki dukungan yang kuat.
ADVERTISEMENT
"Mereka pendiri PAN yang sudah lama tidak aktif dan tidak punya akar di partai. Selain daripada itu, mereka adalah pendukung paslon yang tidak diusung oleh DPP PAN. Saya pribadi akan mengabaikan imbauan mereka," kata Eddy kepada wartawan, Rabu (26/12).
Dia pun memastikan bahwa seluruh kader PAN lainnya tetap menjalankan instruksi yang sama, yaitu memenangkan pileg dan Prabowo-Sandi di pilpres, sehingga tak akan terpengaruh dengan persoalan itu.
"Saya pastikan seluruh kader PAN solid dalam menjalankan instruksi Ketua Umum untuk memenangkan kontestasi pemilu dan pilpres 2019," jelasnya.
Eddy lantas enggan berspekluasi terkait adanya motif politik di balik surat terbuka tersebut. Yang jelas Eddy meminta, agar semua pihak tidak membuat suasana keruh yang dapat menimbulkan persepsi buruk terkait kisruh di internal PAN.
ADVERTISEMENT
"Kita meminta seluruh pihak di internal PAN maupun mereka yang memiliki keterkaitan dengan PAN untuk menjaga keutuhan partai dan tidak membuat suasana keruh, sehingga timbul persepsi bahwa PAN rapuh. Di dalam PAN tetap solid dan tak ada perpecahan di internal partai," lanjutnya.
Soal surat terbuka yang ditulis 5 pendiri partai itu, Eddy mengaku belum menerimannya secara resmi. Namun, ia meminta agar seniornya itu bisa menghormati proses politik yang ada di DPP
"Belum ada surat yang disampaikan ke DPP. Kami menghormati posisi mereka yang menulis surat tersebut. Tapi kita meminta mereka menghormati posisi kami di DPP PAN yang solid mendukung Pak Amien Rais, terkait posisi dan pandangan politiknya," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
3. Wasekjen PAN: Surat Itu Aneh dan Patut Dipertanyakan
Wasekjen PAN Saleh Partaonan Daulay secara tegas menyatakan bahwa ada motif politik tertentu di balik surat terbuka desakan mundur kepada Amien Rais yang dibuat oleh lima pendiri PAN. Namun, Saleh enggan membeberkan lebih lanjut terkait motif politik seperti apa yang dimaksud.
"Amien Rais dan PAN tentu tidak perlu menganggap serius terhadap surat tersebut. Sebab, ada banyak keanehan dan keganjilan dari surat tersebut yang perlu dipertanyakan," ujar Saleh, Rabu (26/12).
Saleh Partaonan Daulay, Anggota DPR&PAN (Foto: Dok. fraksipan.com)
zoom-in-whitePerbesar
Saleh Partaonan Daulay, Anggota DPR&PAN (Foto: Dok. fraksipan.com)
Kemudian Saleh mengatakan, lima pendiri PAN tersebut adalah orang yang tidak lagi memiliki keterkaitan dengan PAN. Sebab, kata Saleh, kelima orang itu telah secara sah mengundurkan diri sebagai pengurusan PAN sejak 2014.
ADVERTISEMENT
"Surat itu ditandatangani oleh salah seorang yang sudah mengundurkan diri dari PAN sejak beberapa tahun lalu, tepatnya 15 Mei 2014. Sebagai orang yang sudah mengundurkan diri, tentu sangat tidak tepat jika ikut campur lagi urusan PAN," tuturnya.
Tak hanya itu, Saleh beranggapan pendiri PAN yang surat terbuka tersebut tak paham lagi dengan proses internal kepengurusan partai. Sehingga, tidak ada landasan bagi mereka untuk meminta Amien Rais mundur dari jabatannya saat ini.
"Surat tersebut ditulis dan ditandatangani oleh mereka yang sudah lama sekali tidak aktif, tidak mengikuti isu, dan arah perjuangan politik PAN. Karena itu, tidak jelas landasan dan pijakan mereka dalam menulis surat tersebut," jelas Wakil Ketua Komisi IX DPR itu.
ADVERTISEMENT
4. Kader PAN Minta Elite Partai Tak Umbar Perbedaan Politik
Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi berharap agar para pendiri partainya tersebut tidak mempublikasikan perbedaan sikap politik di media. Mengingat PAN sedang berjibaku menghadapi Pemilu 2019.
"Sebaiknya tidak mengumbar keperbedaan pemikiran dan pilihan politik di publik. Karena hal ini adalah sikap yang baik untuk membantu partai dalam mempersiapkan perjuangan akbar dalam Pemilu 2019," kata Viva kepada wartawan, Rabu (26/12).
"Jika tidak dapat membantu perjuangan partai dalam logistik, maka membantu partai dalam pemikiran dan sikap adalah suatu perbuatan yang bijak dan mulia," kritiknya.
Prabowo Subianto menghadiri pembekalan caleg PAN. Dari kanan ke kiri: Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais, Prabowo, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Sekjen PAN Eddy Soeparno. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo Subianto menghadiri pembekalan caleg PAN. Dari kanan ke kiri: Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais, Prabowo, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Sekjen PAN Eddy Soeparno. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
Tak hanya itu, Viva juga meminta agar para seniornya tersebut bisa mempercayakan proses internal PAN pada para pengurus sekarang. "Jika ada keperbedaan, nasihatilah mereka, tegurlah mereka dengan kebajikan," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Selama ini, Viva mengakui Amien Rais sudah memberikan kontribusi banyak untuk partai. Sehingga jika ada masalah perbedaan politik yang bersangkutan dengan para pendiri lainnya, maka ia mengimbau dapat diselesaikan secara bersama.
"Pak Amien Rais dipilih Kongres PAN di Bali sebagai Ketua Dewan Kehormatan PAN. Kita mesti menghargai mekanisme formal kepartaian," ujarnya.