Menelusuri Rawannya Jalan Raya Kalimalang yang Banyak Lubang

8 Maret 2019 21:22 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jalan berlubang di sepanjang Jalan Raya Kalimalang dan Bekasi. Foto: Andesta Herli/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jalan berlubang di sepanjang Jalan Raya Kalimalang dan Bekasi. Foto: Andesta Herli/kumparan
ADVERTISEMENT
Melewati kilometer pertama Jalan Raya Kalimalang sampai ke titik penghabisan di Jalan KH Noer Ali, Bekasi, terdapat banyak titik jalan yang rusak atau berlubang. Hal ini mengakibatkan jalur tersebut menjadi tempat langganan terjadinya kecelakaan.
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan, titik-titik lubang di sepanjang jalur ini ukuran dan kedalamannya bervariasi. Ukurannya mulai dari diameter 5 sentimeter sampai sekitar 1,5 meter jika berbentuk bulat, atau 20 cm sampai 3 meter jika berbentuk memanjang. Kedalaman lubang mulai dari 1 sentimeter sampai paling tidak 20 sentimeter. Yang terparah ada di kilometer terakhir Jalan KH. Noer Ali, mendekati Mal Bekasi Cyber Park jika dari arah Jakarta.
Para pengendara, utamanya pengendara sepeda motor yang melalui jalur tersebut, seringkali kehilangan keseimbangannya apabila melindas lubang. Terlebih ketika hujan deras, air yang menggenang membuat pengendara tidak tahu di mana titik-titik lubang atau bagian jalan yang rusak.
Jalan berlubang di sepanjang Jalan Raya Kalimalang dan Bekasi. Foto: Andesta Herli/kumparan
Berdasarkan keterangan beberapa orang warga dan pengendara yang biasa melintasi jalur Kalimalang - KH. Noer Ali, tingkat kecelakaan yang terjadi di jalur ini terbilang tinggi. Bahkan, jarak waktu kejadiannya bisa hanya berselang dua atau tiga hari antara kasus satu dengan lainnya.
ADVERTISEMENT
"Iya benar, sering kecelakaan. Itu lubang-lubang itu (bikin) orang sering oleng (lalu terjatuh dari motor). Dua minggu sekali ada aja yang jatuh," kata Saidi, pengendara ojek online yang mengaku biasa melintas di jalur Kalimalang-KH. Noer Ali, Jumat (8/3).
Jalan berlubang di sepanjang Jalan Raya Kalimalang dan Bekasi. Foto: Andesta Herli/kumparan
Saidi bernasib baik lantaran ia sendiri mengenal jalur rawan tersebut dengan baik. Sehingga ia belum pernah menjadi korban.
Lain lagi cerita Iwan Setiawan, penjual es tebu yang sehari-hari berjualan di tepi Jalan KH. Noer Ali. Katanya, kecelakaan bisa terjadi nyaris dalam setiap hari.
"Kalau di sini iya sering sekali. Bisa dibilang sekali tiga hari itu ada yang jatuh. Ya, memang tidak parah, paling lecet-lecet dikit. Terutama yang dekat-dekat mal itu. Lubang ini bikin orang sering terkecoh ya," kata Iwan.
Jalan berlubang di sepanjang Jalan Raya Kalimalang dan Bekasi. Foto: Andesta Herli/kumparan
Menurut Iwan, masalah jalan rusak dan berlubang itu adalah masalah klasik yang sudah ada sejak lama. Beberapa kali dilakukan perbaikan namun tetap saja kembali rusak.
ADVERTISEMENT
"Ini sejak 2 pekan lalu mulai rusak lagi (sebelumnya sudah diperbaiki). Sebelumnya juga gitu, baik, rusak lagi," katanya.
Iwan mengatakan, berlubangnya jalan itu juga sering menimbulkan kemacetan. Selain lubang, kemacetan juga diperparah pengecilan ruas jalan di beberapa titik karena proses pengerjaan jalan Tol Becakayu.
Berdasarkan keterangan pengendara lain, Dolon Supratman, masalah lubang dan macet di Jalan Kalimalang - KH. Noer Ali terasa sejak awal 2019. Pasalnya, banyaknya kendaraan yang masuk ke jalur tersebut, mulai dari kendaraan berukuran kecil, bus hingga truk tronton.
"Bus ke Jawa itu pada lewat sini. Kalau di sini pas siang, nah rame itu bus-bus yang ke daerah mana gitu, lewat. Ya abis lah (jalan)," keluhnya.
Jalan berlubang di sepanjang Jalan Raya Kalimalang dan Bekasi. Foto: Andesta Herli/kumparan
Ramainya bus-bus yang masuk itu karena banyak yang beralih memilih jalur Kalimalang - KH. Noer Ali dibandingkan memasuki jalur tol yang macet di pintu masuknya.
ADVERTISEMENT
"Saya sendiri pun gitu pasti. Dari pada masuk tol, mending lewat sini, kan. Kalau tol pasti lebih lama," ungkapnya.
Para pedagang dan pengendara yang biasa melintasi Jalan Kalimalang-KH. Noer Ali berharap persoalan banyaknya lubang itu segera bisa diatasi. Mengingat kondisi tersebut sudah cukup lama terjadi dan menimbulkan berbagai dampak terhadap warga, pedagang dan pengendara.
Jalan berlubang di sepanjang Jalan Raya Kalimalang dan Bekasi. Foto: Andesta Herli/kumparan
Iwan yang penjual es tebu misalnya. Masalah lobang yang kemudian memperparah macet di jalur Kalimalang-KH. Noer Ali nyatanya membuat omset dagangannya menurun.
"Dulu-dulu di sini gak macet, lancar. Karena macet ini, penjualan kita juga kurang kan. Soalnya, gak ada yang mau berhenti. Gimana mau beli, berhenti saja orang sudah pada klakson itu," ucap Iwan.
ADVERTISEMENT
Seperti Iwan, pengendara lain, Mulyadi, menyebut, kondisi jalan tersebut tentunya sangat berbahaya bagi pengendara yang tidak mengenal keberadaan titik-titik lubang jalur Kalimalang-KH. Noer Ali. Maka itu, kehadiran jalanan yang mulus begitu ia nantikan.
"Ya pasti kita ingin jalan ini mulus semua ya. Kalau saya kan terbiasa lewat sini, jadi lumayanlah. Tapi bahayanya ya buat yang nggak terbiasa, bisa keperosok (lubang)," katanya.