Menemani Alvin Tempuh Jarak 50 Km dari Sekolah ke Rumah

11 April 2018 19:13 WIB
comment
26
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 WIB. Saatnya Alvin beranjak dari tempatnya menimba ilmu di SDN Kebon Kacang 02 Petang, Tanah Abang, Jakarta Pusat menuju rumahnya. Sekolah Alvin terletak di jantung Ibu Kota, tepatnya di belakang pusat perbelanjaan Thamrin City.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, perjalanan Alvin untuk bisa bertemu orang tua dan saudaranya tak semudah yang dibayangkan. Bocah berusia 8 tahun itu saban harinya harus menempuh jarak sejauh 50 kilometer sebelum sampai ke rumah.
Alvin tak mengeluh, kondisi seperti ini sudah ia lakoni sejak 6 bulan yang lalu saat kedua orang tuanya pindah ke Parung Panjang, Bogor.
kumparan (kumparan.com) menemani Alvin pulang ke rumahnya pada Senin (9/4). Dua kaki kecilnya dengan lincah berjalan menyusuri trotoar yang dipadati kendaraan. Mengenakan tas ransel berwarna merah, topi merah putih berlogo Tut Wuri Handayani dan seragam putih, Alvin tampak bersemangat.
Ia berhenti di depan SPBU Kebon Kacang dan menunggu angkutan umum yang biasa mengantarnya ke Stasiun Karet.Sesak udara di angkutan biru tak membuatnya menyerah.
ADVERTISEMENT
Sesampainya di Stasiun Karet, siswa kelas dua itu bergegas menuju loket untuk membeli tiket ke stasiun Parung Panjang seharga Rp 6.000. Memasuki stasiun, Alvin menunggu di tempat yang paling ujung agar dekat dengan gerbong wanita.
"Biasanya duduk di gerbong wanita," ujar Alvin saat ditemui kumparan (kumparan.com) pada Senin (9/4).
Alvin (Foto: Retno Wulandhari/kumparan)
Baru 10 menit ia duduk di kursi KRL, anak ketiga dari lima bersaudara itu sudah harus bersiap di pintu gerbong untuk transit di stasiun Tanah Abang dan pindah ke gerbong lain tujuan Parung Panjang.
Suasana stasiun Tanah Abang memang selalu ramai dan padat oleh pengunjung, terlebih di jam-jam pulang kantor. Duh, tak terbayang anak sekecil itu harus berdesakan bersama orang dewasa lainnya.
ADVERTISEMENT
Belum lagi, ia harus gerak cepat untuk mendapatkan tempat duduk, bila tak ingin berdiri selama 1,5 jam hingga sampai ke tujuan akhir, stasiun Parung Panjang.
Selama di dalam gerbong, Alvin lebih banyak diam dan menikmati pemandang melalui kaca bening yang ada di gerbong KRL. Sesekali ia berjalan menyusuri gerbong, tak jarang beberapa orang yang ditemuinya bertanya-tanya.
"Kamu naik KRL yang ngajarin siapa?" tanya seorang perempuan berambut panjang di sebelahnya.
"Aku sendiri," jawab Alvin.
"Ya Allah, anak gue seumuran dia ini, enggak tega lihatnya," sahut perempuan berkacamata yang duduk di depan Alvin.
Setelah menempuh waktu 1,5 jam menggunakan KRL, akhirnya kereta mengantarkan Alvin di pemberhentian terakhir yakni stasiun Parung Panjang.
ADVERTISEMENT
"Habis dari stasiun, biasanya jalan kaki kalau enggak ada ongkos. Tapi kalau punya ongkos naik mobil (omprengan)," kata Alvin
Alvin, siswa SD yang tempuh jarak 50 km ke sekolah (Foto: Lolita Claudia/kumparan)
Langit semakin gelap, Alvin berlari kecil mengejar kendaraan roda empat berwarna hitam alias omprengan yang sedari tadi terparkir di seberang stasiun. Si sopir menjalankan omprengannya dengan hati-hati, karena jalan yang dilalui belum beraspal, berlubang, dan digenangi air.
Jarak dari stasiun Parung Panjang menuju rumah Alvin masih sekitar 7 km atau 20 menit dengan mengendarai omprengan. Itu pun bila uang saku Alvin masih tersisa, berbeda saat uang jajannya habis di perjalanan. Alvin akan berjalan dari stasiun Parung Panjang menuju rumahnya.
"Turun di mana dek?" tanya si sopir kepada Alvin.
ADVERTISEMENT
"Di minimarket Ceria," sahut Alvin.
Rumah Alvin berada di paling ujung berdampingan dengan kebun yang terlihat tak terawat. Bangunan sederhana namun hangat. Di rumah itu, Alvin tinggal bersama ayah, ibu, tiga saudaranya, dan keluarga tantenya.
Alvin, Ibu dan saudara-saudaranya (Foto: Retno Wulandhari/kumparan)
Sesampainya di rumah, Alvin lantas melepas sepatu dan berganti baju. Lalu bermain dengan saudara-saudaranya, bertemu ibu dan teman-teman lainnya.
"Saya bangga sama Alvin, saya merasa sedih apalagi kalau lihat Alvin tidur. Saya sedih banget lihat dia kecapekan," ujar Lasmawati, ibunda Alvin.
Sebelum tertidur, ibu bertanya,"Ada PR enggak? Kalau ada dikerjain dulu," kata ibu.
Alvin menggeleng, ia sibuk bercengkerama dengan adik bungsunya yang masih berusia 7 bulan. Ayah Alvin jarang pulang karena mencari nafkah untuk keluarga.
ADVERTISEMENT
"Kerjanya serabutan, kadang empat hari baru pulang bawa Rp70 ribu. Yah dicukup-cukupin aja," ujar wanita berusia 38 tahun itu.
Saat azan magrib berkumandang, Alvin pulang ke rumah lalu beristirahat. Jarak 50 kilometer yang ia tempuh tentu membuat raganya lelah.