news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mengais Emas di Tumpukan Sampah

22 Oktober 2018 17:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) RW 17, Muara Baru, Jakarta Utara, Senin (22/10). (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) RW 17, Muara Baru, Jakarta Utara, Senin (22/10). (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bukan tak mungkin sampah berubah menjadi emas. Emas di sini bukanlah perumpamaan, tapi benar-benar emas dalam arti perhiasan. Karena nyatanya di antara tumpukan sampah kadang terselip emas yang dapat kembali dijual hingga menghasilkan uang.
ADVERTISEMENT
Setidaknya, inilah yang dialami Sahroni (43) yang sehari-hari bekerja sebagai pemulung. Pria yang sudah 20 tahun mengais sampah di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) RW 17, Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, ini menuturkan, ia kerap menemukan perhiasan kecil berupa anting di antara tumpukan sampah. Biasanya anting itu hanya sebelah.
“Anting-anting kecil sebelah doang. Ada tukang yang beli. Yang emas-emas pinggir jalan,” kata Sahroni di sela kerjanya, Senin (22/10).
Pengais sampah di TPS Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara. (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pengais sampah di TPS Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara. (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
Ia mengatakan perhiasan itu langsung dibeli orang tanpa melalui proses timbang. Paling tinggi yang pernah ia temukan dibeli seharga Rp 100 ribu.
“Dia belinya langsung tebak-tebak aja. Segitu, gitu. Paling tinggi setengah gram paling. Itu cuma cepek (Rp 100 ribu-red). Mungkin dia buat jual lagi kan. Jadi kita mau langsung beres aja,” kata Sahroni.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, istri Sahroni, Titin, yang juga pemulung malah tak pernah lagi menemukana perhiasan. Menurutnya tukang sampah yang membuang di TPS tersebut sudah lebih teliti. Sehingga tidak ada lagi perhiasan yang terbuang.
“Iya lama enggak pernah nemu lagi, ada tujuh bulan mah. Soalnya tukang sampah sekarang udah pada teliti. Sama dia disortir dulu. Jadi ya kita cuma nyari plastik saja,” kata Titin.
Tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) RW 17, Muara Baru, Jakarta Utara, Senin (22/10). (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) RW 17, Muara Baru, Jakarta Utara, Senin (22/10). (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
Titin dan suaminya memang mengumpulkan plastik seperti botol air mineral ataupun botol plastik kemasan lain. Mereka bekerja mulai sekitar pukul 07.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB.
“Iya nyari plastik aja campur. Sehari bisa 20 kilogram. Paling sekilo (harganya) Rp 2 ribu,” tutup Titin.
Sampah di Jakarta tengah jadi permasalahan terkait dana hibah untuk Pemda Bekasi atas tempat pembuangan sampah Bantar Gebang.
ADVERTISEMENT
Masalah itu membuat sopir truk sampah Jakarta tidak bisa melewati Bekasi Barat. Hal itu sempat membuat sampah di TPS RW 17 menumpuk hingga lima meter. Namun kini kondisi tempat pembuangan tersebut telah kembali normal.