Mengapa Seluruh Lembaga Survei Australia Meleset Prediksi Pemilu?

20 Mei 2019 16:15 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Australia Scot Morrison Foto: Reuters/AAP Image/Dean Lewins
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Australia Scot Morrison Foto: Reuters/AAP Image/Dean Lewins
ADVERTISEMENT
Seluruh lembaga survei di Australia meleset memprediksi hasil pemilu akhir pekan lalu. Koalisi pemerintahan Partai Liberal pimpinan Scot Morrison diproyeksi kalah melawan koalisi oposisi Partai Buruh Bill Shorten. Nyatanya, Morrison menang dengan gemilang.
ADVERTISEMENT
Partai Liberal memperoleh kursi mayoritas di parlemen. Dari perhitungan Komisi Pemilihan Australia (AEC) pada Senin (20/5), Partai Liberal sudah memenangkan 76 dari 151 kursi parlemen. Ada tiga kursi lainnya yang belum diumumkan, tapi diproyeksi salah satunya dimenangkan Liberal.
Seluruh lembaga survei sebelumnya memproyeksikan Morrison kalah, tidak heran jika dia menyebut hasil pemilu ini "keajaiban". Padahal lembaga survei Australia memiliki reputasi yang baik. Beberapa perdana menteri di negara itu bahkan pernah didepak oleh partainya karena survei menunjukkan popularitas pemimpin menurun.
Pemimpin oposisi Australia, Bill Shorten bersama istrinya Chloe memberikan suara mereka di sekolah dasar Moonee Ponds West, Melbourne. Foto: AAP Image/Lukas Coch via REUTERS
Menurut Martin O’Shannessy, periset Newspoll selama 10 tahun hingga 2016, ketidakakuratan hasil survei terjadi salah satunya karena semakin langkanya pemilik telepon rumah.
Di masa lalu periset tinggal mencari responden melalui buku telepon dan menelepon mereka. Berbicara langsung dengan responden akan memberikan hasil survei yang mendalam dan jawaban yang jujur.
ADVERTISEMENT
Sulitnya mencari nomor telepon membuat para periset menggunakan cara lain yang lebih murah dan mudah namun kurang akurat, yaitu robocalls atau survei online.
"Rata-rata eror poling jenis ini adalah lima persen dan yang terbesar 10 persen," kata O’Shannessy.
O’Shannessy mengatakan, hal ini juga yang terjadi oleh lembaga survei di berbagai negara saat gagal memprediksi hasil Brexit di Inggris atau kemenangan Donald Trump pada pemilu Amerika Serikat 2016 lalu.
"Menjadi sangat sulit untuk menemukan nomor telepon. Hal ini dihadapi oleh seluruh industri riset, dan yang kita lihat sekarang adalah puncak gunung es," kata dia lagi.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison bersama istrinya Jenny memberikan suara mereka pada hari pemilihan, di Lilli Pilli Public School, Sydney. Foto: AAP Image/Mick Tsikas via REUTERS
Menanggapi kesalahan jajak pendapat ini, asosiasi organisasi riset Australia akan melakukan peninjauan sistem dan metode jajak pendapat.
ADVERTISEMENT
"Kami akan melakukan peninjauan terhadap jajak pendapat pemilu, terutama metodologi dan praktik sampling yang dilakukan, dengan tujuan mencari tahu mengapa hasilnya salah," kata Craig Young, presiden Asosiasi Organisasi Riset Sosial dan Pasar kepada Reuters.
"Kami perlu membangun kembali kepercayaan publik terhadap kegunaan dan kredibilitas poling," kata Young lagi.