Mengapa Teroris Serang Jemaah Mesir yang Tengah Salat Jumat?

25 November 2017 20:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi dalam masjid setelah serangan. (Foto: REUTERS/Mohamed Soliman)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi dalam masjid setelah serangan. (Foto: REUTERS/Mohamed Soliman)
ADVERTISEMENT
Kelompok teroris secara biadab menyerang jamaah yang sedang melaksanakan salat Jumat di Masjid Al-Rawdah, di kota Bir-al-Abed, Sinai Utara, Jumat (24/11) lalu. Serangan itu menewaskan sedikitnya 305 korban jiwa (27 diantaranya adalah anak-anak) dan melukai 128 korban lainnya.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan mengerikan tersebut. Meskipun demikian, media milik pemerintah Mesir, MENA, menyebut bahwa serangan ini adalah dilakukan oleh organisasi afiliasi ISIS di yang bermarkas di Sinai.
Dalam serangan teroris paling mematikan di sepanjang sejarah modern Mesir ini, timbul satu pertanyaan mendasar: mengapa teroris menargetkan warga sipil yang sedang melaksanakan ibadah Salat Jumat?
Masjid Al Rawda sehari setelah serangan teror. (Foto: REUTERS/Mohamed Soliman)
zoom-in-whitePerbesar
Masjid Al Rawda sehari setelah serangan teror. (Foto: REUTERS/Mohamed Soliman)
Selama ini, kelompok yang berafiliasi dengan ISIS di Sinai Utara tersebut telah membunuh ratusan anggota kepolisian dan militer Mesir. Selain itu, kelompok militan tersebut juga menyerang warga sipil yang dianggap bekerja sama dengan otoritas Mesir.
Di luar target tersebut, kelompok militan yang sama juga menjadikan para pengikut aliran Sufi di kawasan tersebut sebagai sasaran serangan.
ADVERTISEMENT
Seorang pemimpin suku lokal, sekaligus seorang militan Bedouin yang memerangi ISIS di kawasan Sinai Utara, menjelaskan kepada Agence France Presse (AFP) bahwa Masjid Al-Rawdah merupakan masjid yang dikenal sebagai tempat berkumpulnya para pengikut aliran Islam Sufi.
ISIS, kelompok yang menganut ideologi salafi garis keras, menganggap bahwa ajaran Sufi adalah ajaran sesat yang mencemari Islam, sehingga harus diperangi.
Egypt Attack. (Foto: AP Photo/Amr Nabil)
zoom-in-whitePerbesar
Egypt Attack. (Foto: AP Photo/Amr Nabil)
Sebelumnya, media propaganda ISIS menerbitkan sebuah wawancara dengan seorang komandan “polisi moral” ISIS di kawasan Sinai. Sang komandan mengungkapkan bahwa prioritas pertama ISIS di kawasan Sinai adalah menghancurkan segala bentuk manifestasi ajaran polytheisme, termasuk di dalamnya ajaran Sufisme.
ISIS bahkan pernah menculik dan memenggal kepala seorang pemimpin kelompok aliran Sufi bernama Sulaiman Abu Haraz. Abu Haraz adalah laki-laki buta berusia 100 tahun, yang dibunuh karena tuduhan mempraktekkan ilmu sihir.
ADVERTISEMENT
Serangan terhadap Masjid Al-Rawda ini adalah serangan teroris pertama yang menyasar masjid di Mesir. Sebelumnya, sasaran serangan teroris pernah menyasar gereja tempat peribadatan umat Kristen Koptik di Mesir. Serangan yang terjadi pada April 2017 lalu menewaskan 43 orang dan melukai 100 orang lainnya.
Presiden Mesir gelar pertemuan usai aksi teroris. (Foto: The Egyptian Presidency/Handout via REUTERS )
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Mesir gelar pertemuan usai aksi teroris. (Foto: The Egyptian Presidency/Handout via REUTERS )
Menanggapi serangan teror terbaru di Sinai Utara ini, Presiden Mesir, Abdul Fatah Al Sisi berjanji akan memburu para teroris dan membalas serangan ini tanpa ampun. Beberapa jam setelah serangan tersebut, pesawat tempur angkatan udara Mesir dilaporkan berhasil menghancurkan kendaraan yang ditengarai digunakan oleh para teroris, termasuk membunuh para teroris yang berada di dalamnya