Mengembalikan Keharmonisan Turki-RI Jadi Tantangan Dubes Lalu M Iqbal

7 Januari 2019 14:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana saat Presiden Joko Widodo melantik 16 Dubes RI untuk negara sahabat di Istana Negara, Jakarta. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana saat Presiden Joko Widodo melantik 16 Dubes RI untuk negara sahabat di Istana Negara, Jakarta. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
ADVERTISEMENT
Lalu Muhammad Iqbal resmi menjabat Dubes RI untuk Turki usai dilantik Presiden Jokowi, Senin (7/1). Menurut Iqbal, mengembalikan keharmonisan hubungan Indonesia dan Turki menjadi salah satu tantangan dalam mengemban tugas barunya.
ADVERTISEMENT
"Sebenarnya bukan hambatan ya, tapi tantangan karena dua negara lama tidak dekat, meski dua-duanya dulu hubungan ini dimulai sebelum Indonesia merdeka," kata Iqbal di Istana Negara Jakarta usai pelantikan.
Iqbal yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Perlindungan WNI Kemlu ini mengaku mendapat arahan langsung dari Jokowi dan Menlu Retno Marsudi untuk kembali menghidupkan sektor bilateral yang lama ditinggalkan. Namun ia tak merinci sektor apa saja.
"Arahan Presiden dan Bu Menlu coba dihidupkan kembali area-area yang dulu sempat terabaikan, sekarang dua-duanya negara G-20," ucapnya.
Muhammad Iqbal, Duber RI untuk Republik Turki usai dilantik Presiden Jokowi di Istana Negara Jakarta. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Muhammad Iqbal, Duber RI untuk Republik Turki usai dilantik Presiden Jokowi di Istana Negara Jakarta. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
Iqbal mengatakan, baik Indonesia maupun Turki, menganggap hubungan bilateral kedua negara sangat penting. Hal itu ditunjukkan dengan hubungan Jokowi dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
"Bapak Presiden pada saat tadi photo session tadi menyampaikan hubungan pribadi beliau dengan Presiden Erdogan sangat dekat. Beberapa kali melakukan telepon langsung pembicaraan langsung dengan Presiden Erdogan," kata dia.
ADVERTISEMENT
Menurut Iqbal saat ini masih banyak sektor-sektor kerja sama dengan Turki yang belum digarap. Oleh karena itu ia akan mencari format agar kerja sama dengan Turki dapat terjalin dengan erat.
"Saya kira menantang ini hubungan antara dua negara besar harus cari format yang tepat. Ini bukan hubungan dua negara saja, tetapi dua negara yang punya pengaruh di kawasannya masing-masing," ujar Iqbal.