Mengenal Alat Canggih yang Bantu Basarnas Temukan KM Sinar Bangun

29 Juni 2018 8:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ROV dan Multibeam Side Scan Sonar. (Foto: Wikipedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
ROV dan Multibeam Side Scan Sonar. (Foto: Wikipedia Commons)
ADVERTISEMENT
Setelah 11 hari berlalu, Basarnas akhirnya berhasil menemukan lokasi bangkai KM Sinar Bangun serta jasad para korban yang tenggelam di Danau Toba, Sumatera Utara, pada Kamis (28/6) siang. Kombinasi alat canggih Basarnas-TNI berperan penting dalam proses penemuan ini.
ADVERTISEMENT
Basarnas menerjunkan Remotely Operated underwater Vehicle (ROV) di kedalaman 300 meter. Basarnas kemudian berkoordinasi dengan TNI AU untuk menggunakan alat lainnya, yakni multi-beam side scan sonar (SSS) yang diterjunkan hingga kedalaman 600 meter.
Bagaiamana ROV dan SSS bekerja untuk menemukan lokasi tenggelamnya kapal yang membawa ratusan orang ini ditemukan?
1. Remotely Operated Vehicle (ROV)
ROV adalah kendaraan bawah air tanpa awak yang dioperasikan dengan remote kontrol atau diseret menggunakan kapal. ROV dilengkapi dengan sumber listrik untuk menghidupkan lampu dan kamera sensor yang dibawanya.
Untuk meningkatkan kemampuan kinerja ROV, biasanya ROV ditempel dengan sejumlah peralatan tambahan lainnya. Antara lain magnetometer untuk mengukur magnetisasi bahan magnetik, manipulator atau lengan untuk memotong benda dan mengambil sampel air, hingga instrumen untuk mengukur kejernihan air, penetrasi cahaya dan suhu.
ADVERTISEMENT
Kelengkapan tersebut dapat ditemukan pada ROV yang sudah dikembangkan dengan kemampuan teknologi yang mutakhir.
Remotely Operated Underwater Vehicle (ROV). (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Remotely Operated Underwater Vehicle (ROV). (Foto: Wikimedia Commons)
Namun secara keseluruhan, sistem ROV hanya terdiri dari kendaraan yang terhubung dengan operator untuk melakukan kontrol dari permukaan. Ditambatkan dengan kabel yang membawa sinyal listrik, video dan data dari alat ke operator dan sebaliknya.
ROV terdiri dari berbagai variasi, beberapa perguruan tinggi di Indonesia juga telah membuat banyak variasi ROV. Semakin kompleks aktivitas yang dilakukan oleh ROV, akan semakin banyak peralatan berteknologi canggih yang ditambahkan sehingga dapat mempengaruhi ukuran ROV.
Saat ini pengembangan ROV semakin signifikan, berbanding lurus dengan kinerjanya yang semakin menguntungkan peneliti. Riset yang membutuhkan pengamatan di dasar laut dengan resiko dan kondisi yang ekstrim, tidak lagi harus dilakukan dengan penyelaman secara fisik.
ADVERTISEMENT
Cukup dengan 'menerjukan' ROV sebagai wahana observasi, operator akan menerima hasil dokumentasinya baik dalam bentuk rekaman video, foto dan hasil pengamatan lainnya dengan metode downloading (pengunduhan).
2. Multi Beam side scan sonar (SSS)
SSS bekerja dengan memanfaatkan gelombang akustik atau gelombang yang berasal dari getaran mekanis. SSS mampu membedakan besar dan kecil partikel penyusun permukaan dasar laut, seperti batuan, lumpur, pasir, kerikil dan tipe-tipe dasar perairan lainnya.
SSS mampu memperlihatkan penampakan permukaan dasar laut yang cukup jelas hingga kedalaman 2.000 meter. Alat ini juga diseret dengan kapal dan hasil 'tangkapannya' berupa citra 2 dimensi.
Multibeam Side Scan Sonar. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Multibeam Side Scan Sonar. (Foto: Wikimedia Commons)
Tahap pengolahan datanya atau Data Sonar Image Sonar berupa gambaran permukaan dasar laut. Diperoleh dengan alat khusus yang menghasilkan citra dengan frekuensi rendah sekaligus tinggi secara bersamaan kemudian diolah dengan metode khusus pula sebelum diinterpretasikan.
Multibeam Side Scan Sonar. (Foto: Wikipedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Multibeam Side Scan Sonar. (Foto: Wikipedia Commons)
ADVERTISEMENT