Mengenang HS Dillon

17 September 2019 5:20 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
HS Dillon. Foto: Facebook/@Harbrinderjit Singh Dillon
zoom-in-whitePerbesar
HS Dillon. Foto: Facebook/@Harbrinderjit Singh Dillon
ADVERTISEMENT
Aktivis hak asasi manusia (HAM) sekaligus pengamat sosial-ekonomi, Harbrinderjit Singh Dillon atau HS Dillon meninggal dunia pada Senin (16/9). Ia meninggal pada usia 74 tahun di RS Siloam Bali.
ADVERTISEMENT
Putra Dillon, Harysetyaka Singh Dillon, mengungkapkan bapaknya meninggal dunia sekitar pukul 18.00 WITA karena penyakit komplikasi jantung dan paru-paru. Ia telah dirawat di RS Siloam Bali sejak 19 Agustus 2019.
“Bapak meninggal dengan tenang di Bali, 16 September 2019 pukul jam 18.00 WITA sore. Beliau anak bungsu 7 dari 7 bersaudara,” kata anak pertama HS Dillon, Haryasetyaka Singh Dillon, di RS Siloam Bali, Senin (16/9).
Anak pertama HS Dillon, Haryasetyaka Singh Dillon, di RS Siloam, Sunset Road, Kuta, Bali. Foto: Denita Br Matondang/kumparan
"(Dirawat sejak) sebulan yang lalu di sini (karena) komplikasi jantung dan paru-paru," lanjutnya.
Sebelum dirawat, Dillon sedang berlibur, atau 'bulan madu kedua' bersama istrinya Drupadi Harnopidjati. Rencananya, hari ini, Selasa (17/9), HS Dillon akan dikremasi di Krematorium Mumbul lalu dilakukan upacara kenegaraan secara militer.
ADVERTISEMENT
"Menurut rencana akan melakukan upacara kenegaraan secara militer, akan disemayamkan di RSAD Bali Denpasar. Rencana akan dikremasi di Krematorium Mumbul besok (hari ini) jam 14.00 WITA," ujar Hary.
Siapakah HS Dillon?
Dillon merupakan pria keturunan India yang lahir di Medan, Sumatera Utara, pada 23 April 1945. Masa kecil Dillon dihabiskan di lingkungan perkebunan. Sehingga, ia begitu akrab dengan kuli-kuli perkebunan dan selalu menganggap mereka sebagai pekerja keras.
Dari pengalaman masa kecilnya itulah ia kemudian mengambil pendidikan S1 di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU). Dengan harapan bisa mendapatkan ilmu dan landasan bagi keberpihakannya pada buruh tani dan perkebunan.
HS Dillon, tokoh nasional Indonesia Foto: Antara Foto
Ia mengawali kariernya di Departemen Pertanian dan fokus merancang kebijakan untuk meningkatkan perekonomian Indonesia, dengan pendekatan rekayasa penyediaan pangan berbasis ekonomi pertanian.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, Dillon mulai aktif di berbagai kegiatan. Tercatat ia pernah menjadi anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia pada 1998-2003, anggota Dewan Ekonomi Nasional pada 1999-2000, hingga anggota Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi pada 2000-2001.
Tak hanya itu, ia juga menjadi sosok yang selalu mengajak siapa pun dalam kepentingan bangsa, tanpa memandang suku, ras, dan agama. Dillon juga mencurahkan pikirannya untuk menuntaskan pelanggaran HAM masa lalu.
Selain di bidang HAM, Dillon juga concern dan memiliki gagasan atas kemiskinan, yang menurutnya layak untuk diperjuangkan. Maka dari itu, ia juga pernah menjadi penasihat Menko Perekonomian Bidang Penanggulangan Kemiskinan, Kepada Badan Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan, hingga Utusan Khusus Presiden Bidang Penanggulangan Kemiskinan pada masa pemerintahan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
ADVERTISEMENT
Beberapa penghargaan juga pernah didapat oleh HS Dillon, salah satunya meraih Global Award dari Priyadarshni Academy di Mumbay sebagai orang keturunan India yang memberikan kontribusi di negara tempatnya tinggal.
HS Dillon menerima penghargaan Bintang Mahaputra Utama dari Presiden Joko Widodo pada 2015. Foto: Dok. Istimewa
Maka dari itu, Dillon bukanlah tokoh Sikh yang biasa-biasa saja di Indonesia. Ia banyak berkontribusi dengan pemikiran-pemikirannya di berbagai bidang, seperti hak asasi manusia (HAM), ekonomi pembangunan, antikorupsi, hingga pertanian.
Ia menjadi satu dari segelintir penerima penghargaan Bintang Jasa Pratama yang diberikan SBY pada tahun 2010. Dillon juga menerima penghargaan Bintang Mahaputera Utama dari Presiden Joko Widodo pada 2015 silam. Dillon dianggap telah berjasa besar terhadap bangsa dan negara.
ADVERTISEMENT