Mengenang Lobi-lobi Gus Dur untuk Selamatkan TKI dari Hukuman Mati

20 Maret 2018 6:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) (Foto: Paula Bronstein)
zoom-in-whitePerbesar
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) (Foto: Paula Bronstein)
ADVERTISEMENT
Arab Saudi telah mengeksekusi mati seorang tenaga kerja Indonesia bernama Zaini Misrin. Laki-laki asal Bangkalan, Jawa Timur itu dipancung setelah dianggap bersalah membunuh majikannya bernama Abdullah bin Umar pada 2004.
ADVERTISEMENT
Peristiwa dieksekusinya Zaini disayangkan Pemerintah Indonesia. Apalagi Pemerintah Arab Saudi tidak memberi tahu perwakilan Indonesia di sana sebelum Zaini dipancung.
Sebelum Zaini dieksekusi, Kementerian Luar Negeri mengklaim,sudah beberapa kali coba melobi Arab Saudi agar hukuman itu dibatalkan atau diringankan. Presiden Joko Widodo sampai membicarakan soal Zaini kepada Raja Salman pada September 2017.
Lobi-lobi pemerintah untuk membebaskan warganya di luar negeri dari hukuman mati tidak hanya terjadi pada era Joko Widodo. Presiden keempat Indonesia, Abdurrahman Wahid, pernah membuat eksekusi seorang TKI bernama Siti Zaenab ditunda.
Siti Zaenab binti Duhri Rupa merupakan TKI asal Bangkalan, Jawa Timur. Dia ditahan pada 1999 karena membunuh istri majikannya. Migran Care dalam siaran persnya pada April 2015 menyebutkan, Zaenab membunuh istri majikannya untuk membela diri. Selama dua tahun bekerja sebagai asisten rumah tangga, Zaenab mendapat beberapa kali penganiayaan.
TKI asal Bangkalan dipancung di Arab Saudi. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
TKI asal Bangkalan dipancung di Arab Saudi. (Foto: Dok. Istimewa)
Dalam artikel untuk mengenang wafatnya Gus Dur yang diterbitkan Harian Jawapos pada 2010, aktivis Migran Care Wahyu Susilo menyebut, mantan Ketua PBNU itu sampai melakukan diplomasi tingkat tinggi agar eksekusi Zaenab ditunda.
ADVERTISEMENT
"Atas pengaduan kasus Siti Zaenab, Presiden Gus Dur juga langsung bertindak proaktif dengan mengontak langsung penguasa Arab Saudi Raja Fahd dan meminta pembatalan pelaksanaan hukuman mati terhadap Siti Zaenab," tulis Wahyu dalam artikel berjudul "Pembela Sejati Kaum Buruh (Migran)".
Namun, pada 2015, Arab Saudi tetap mengeksekusi Zaenab. Hukuman berlangsung setelah anak majikan Zaenab mencapai akil baligh dan menolak memberi maaf.
Bukan hanya Zaenab, Gus Dur pernah pula menyelamatkan nyawa seorang TKI bernama Adi bin Asnawi. Laki-laki asal Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, ini dijatuhi hukuman mati saat bekerja di Malaysia. Adi sempat hendak dihukum mati karena dianggap bersalah membunuh majikannya bernama Acin pada 2002.
Peringatan tujuh tahun kepergian Gus Dur (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Peringatan tujuh tahun kepergian Gus Dur (Foto: Reuters)
Gus Dur yang pada 2005 sudah tidak punya jabatan lagi di pemerintahan melobi Perdana Menteri Malaysia kala itu, Abdullah Ahmad Badawi. Hingga pada 2010, akhirnya Adi bebas dan pulang ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Gus Dur juga secara khusus melakukan lobi personal terhadap perdana menteri Malaysia pada Agustus 2005 dengan biaya pribadi. Berkat lobi ini, Gus Dur mampu membebaskan Adi bin Asnawi, buruh migran asal Lombok, NTB, yang sudah divonis hukuman mati dan dipenjara di Penjara Sungai Buloh Selangor," tulis Wahyu.
Semasa Pemerintahan Presiden Jokowi sebenarnya ada beberapa TKI yang dipulangkan dari Arab Saudi setelah lolos dari hukuman mati. Pada akhir 2017 misalnya, Kementerian Luar Negeri memulangkan dua TKI berinisial DT dan AHB. Dua TKI itu dibebaskan setelah hukuman pancung mereka diganti dengan hukuman cambuk.