Mengetuk Empati Lewat Rumah Makan Gratis di Deli Serdang, Sumut

4 Maret 2019 6:44 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masyarakat yang mengantre makanan di Rumah Makan Gratis. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Masyarakat yang mengantre makanan di Rumah Makan Gratis. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tak ada tujuan lain yang dipikirkan Rizal Juliadi selain ingin membantu masyarakat kurang mampu. Ia membuat suatu gerakan bagi-bagi makanan secara cuma-cuma alias gratis untuk masyarakat yang kelaparan di Sumatera Utara.
ADVERTISEMENT
Awalnya, Rizal mengaku terinspirasi dari adanya rumah makan gratis di Bogor bernama Rumah Makan Gratis Ciangsana. Ia bersama teman-temannya kemudian mendirikan Komunitas Indonesia Bebas Lapar.
Lewat salah satu programnya, mereka menginisiasi berdirinya Rumah Makan Gratis Indonesia di Jalan Lintas Sumatera KM 21, Kecamatan Tanjung Morawa, Deli Serdang, pada 20 Februari 2019.
Meski belum ada sebulan, namun rumah makan ini telah banyak membantu masyarakat yang kurang mampu. Setiap harinya, Rumah Makan Gratis Indonesia mampu melayani ratusan masyarakat yang kelaparan.
“Sejauh ini kami hanya melayani 100 porsi setiap harinya, namun ke depan akan ditambah jadi 250 porsi mengingat banyak orang yang membutuhkan,” ujar Rizal yang menjabat Ketua Komunitas Indonesia Bebas Lapar saat ditemui kumparan di Rumah Makan Gratis, Minggu (3/3).
Masyarakat yang menyantap makanan di Rumah Makan Gratis. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
Rizal menceritakan rumah makan ini awalnya berdiri dari hasil patungan para anggota Komunitas Indonesia Bebas Lapar. Ia pun menegaskan tujuan didirikannya rumah makan ini untuk tujuan sosial.
ADVERTISEMENT
“Sama sekali tidak ada muatan politik pada kegiatan kami,ini murni kegiatan sosial. Awalnya dana terkumpul dari kami Rp 13 juta, lalu lama-kelamaan banyak yang ikut membantu untuk terus melanjutkan program ini,” tutur Rizal.
Rizal pun mengaku selalu terbuka kepada siapa saja yang ingin turut berdonasi. Asalkan, tak bertujuan untuk kegiatan yang berbau politik.
“Tidak boleh mencatumkan nama partai politik atau atribut lainnya, hanya boleh nama pribadi saja,” katanya.
Masyarakat yang menyantap makanan di Rumah Makan Gratis. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
Rizal menjelaskan pengelolaan keuangan rumah makan ini dilakukan secara transparan. Komunitasnya memiliki laporan pertanggungjawaban yang bisa dilihat di webstite mereka. Sementara itu, dalam sehari pihaknya menghabiskan biaya Rp 1 juta untuk keperluan membeli bahan makanan.
Rizal mengatakan, siapa saja bisa menikmati makan gratis di rumah makan ini tanpa syarat apapun. “Meskipun naik mobil kami juga persilakan,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Rizal berharap kegiatan ini mampu menjadi contoh bagi masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia untuk mengatasi masalah kelaparan.
“Harapanya dari kegiatan ini mempu mengetuk hati orang yang mampu, untuk sama-sama berbagi bersama kita, biar semakin berkembang dan tak ada lagi orang Indonesia kelaparan,” tutupnya.
Masyarakat yang mengantre makanan di Rumah Makan Gratis. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
Rumah Makan Gratis Indonesia sendiri buka sekitar pukul 11.00 WIB-14.00 WIB. Tampak tiga orang perempuan sibuk mengaduk nasi, menghidangkan berbagai menu, mulai dari ayam kalasan, sayur nangka, sambal balacan, hingga kerupuk yang dijajarkan secara prasmanan.
Memasuki jam makan siang, para tukang becak, pemulung, buruh pabrik, hingga karyawan swasta ramai mengantre untuk mengambil nasi, lauk, sayur. Tampak pula, beberapa anak-anak kecil dengan lahap menyendok nasi dan lauk yang mungkin tak setiap hari mereka makan.
ADVERTISEMENT
Di sudut lain terlihat satu keluarga tengah menyantap menu yang dihidangkan. Binsar Manurung bersama anak dan istrinya mengaku sangat senang bisa makan enak.
Warga Tanjung Morawa ini mengaku hadirnya rumah makan gratis ini telah meringankan kebutuhan ekonomi keluarga yang selama ini memperoleh pendapatan dari usahanya sebagai seorang tukang bangunan.
Awalnya ia sempat tak percaya ada warung makan yang pengunjungnya tak perlu membayar tanpa syarat apapun. “Tapi setelah saya ke sani, sama sekali tidak ada persyaratan, syukur alhamdulilah," ungkapnya.
Masyarakat yang menyantap makanan di Rumah Makan Gratis. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
Sudah hampir dua bulan terakhir, Binsar Manurung kerap makan di Rumah Makan Gratis Indonesia saat jam makan siang. Ia pun mengaku jadi bisa menabung dari penghasilannya Rp 2 juta per bulan.
ADVERTISEMENT
“Saya masih punya anak sekolah, uangnya mau saya tabung untuk masa depan anak saya. Saya juga mendoakan semoga kegiatan ini banyak dilakukan di daerah lain dan para dermawan semakin dilimpahkan rezeki,” ujarnya.
Senada dengan Binsar, rasa syukur juga dirasakan Martaria Sitorus. Siang itu ia datang bersama tiga anaknya yang masih balita. Tampak Martaria dengan telaten menyuapi anak-anaknya yang begitu semangat melahap ayam goreng.
“Lewat program ini, anak saya bisa makan-makanan yang bergizi dan gratis. Taulah suamiku hanya buruh pabrik, untuk makan saja kami susah. Harapan ku, semoga semakin banyak tempat kayak gini di Indonesia agar orang miskin di dunia banyak yang terbantu,” tuturnya
ADVERTISEMENT