Mengunjungi Gedung Baru Kedubes AS yang Bertabur Karya Seni

18 Maret 2019 11:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung Kedutaan Amerika Serikat. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Kedutaan Amerika Serikat. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Setelah sekitar 7 tahun menjalani rekonstruksi tahap I, akhirnya gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat yang baru rampung sudah. Desain baru Gedung Kedubes AS di Jakarta lebih modern, namun tetap berusaha menjaga peninggalan sejarah di dalamnya, sembari menyajikan identitas budaya Indonesia melalui karya seni.
ADVERTISEMENT
kumparan adalah satu dari beberapa media yang diundang untuk menengok gedung baru Kedubes AS sekaligus Misi AS untuk ASEAN di Jalan Medan Merdeka Selatan No. 3-5 itu pekan lalu. Rencananya, gedung ini baru akan diresmikan Selasa (19/3).
Desainer bangunan ini adalah Davis Brody yang terkenal akan rancangannya untuk Memorial 9/11 di New York, AS. Dibangun di atas lahan 99 ribu meter persegi, Kedubes AS memiliki bangunan utama setinggi 10 lantai. Brody merancang gedung itu dengan tema tenun dan bambu Indonesia dengan memperhatikan aspek penghematan energi.
Desain gedung kedutaan besar AS di Jakarta. Foto: Dok. davisbrody
"Desain gedung ini menunjukkan pengakuan dan komitmen kami terhadap Indonesia sekaligus kemitraan bersama ASEAN," bunyi pernyataan AS.
Tahap 1 pembangunan meliputi gedung kantor kedubes (Chancery), tempat tinggal anggota Marinir AS, dan fasilitas pendukung untuk komunitas Dwi-Misi AS. Tahap 2 pembangunan dimulai akhir Oktober 2018 dan meliputi ruang konsuler, kolam taman di dekat pintu masuk, bangunan bersejarah, dan peningkatan lansekap tambahan.
ADVERTISEMENT
Menurut pernyataan Kedubes AS, bangunan itu lebih hemat energi 30 persen ketimbang bangunan serupa di Jakarta. hal ini berkat pencahayaan alami, mekanisme penggunaan air hujan, hingga panel tenaga surya yang ditanam di atap-atap bangunan.
Desain gedung kedutaan besar AS di Jakarta. Foto: Dok. davisbrody
Tapi bukan kedubes AS namanya jika tidak berkeamanan tingkat tinggi yang berlapis. Ada dua pintu masuk yang berbeda di Kedubes AS. Pintu utama adalah untuk menuju gedung Kedubes, sementara pintu kedua untuk pengurusan visa, dua-duanya diawasi ketat pihak keamanan.
Barang-barang pengunjung harus dititipkan di ruang penjagaan, termasuk handphone dan tas. Namun demi keamanan, Kedutaan menolak memegang laptop pengunjung. kumparan telah diwanti-wanti soal hal ini.
Satu tips jika terlanjur membawa laptop, pengunjung bisa menitipkan laptopnya di penitipan barang Stasiun Gambir sekaligus memarkir kendaraan mereka. Pasalnya, Kedutaan tidak punya lahan parkir untuk pengunjung. Selain staf, hanya mereka yang memiliki undangan bisa masuk ke gedung utama.
Desain gedung kedutaan besar AS di Jakarta. Foto: Dok. davisbrody
Kesan pertama yang didapat ketika memasuki Kedubes AS adalah modern. Di dalamnya terang oleh cahaya matahari, berkat kaca-kaca lebar di sisi-sisi gedung.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, Brody merancang tabir untuk menghalau sebagian cahaya matahari sehingga tidak terlalu panas. Tabir berupa besi berongga ini bergerak otomatis mengikuti arah sinar matahari.
"Sensor akan menurunkan tabir, meminimalisir paparan sinar matahari. Sementara sistem menampung air hujan untuk mengairi tanaman," kata atase pers Kedubes AS Alexia Branch kepada wartawan.
Replika batik Iwan Tirta di Kedutaan Besar Amerika Serikat Foto: Istimewa
Sarat Karya Seni
kumparan diajak berkeliling ke beberapa lantai gedung tersebut yang ternyata sarat akan karya seni. Lukisan, pahat, hingga seni instalasi dari seniman Indonesia dan Amerika memenuhi bangunan tersebut.
Karya seni paling banyak di Kedubes AS adalah batik rancangan Iwan Tirta. Setelah pintu masuk gedung utama, pengunjung bisa melihat replika dari batik Iwan Tirta, berjudul "Great Seal Parang Rusak" yang menggabungkan batik dengan lambang AS, burung elang.
Karya seni di Kedutaan Besar AS, Jakarta. Foto: Denny Armandhanu/kumparan
Bahkan tidak kurang dari 23 karya Iwan Tirta dipajang di Kedubes AS hingga lantai 8 gedung. Pihak kedubes memperlakukan karya-karya pebatik Indonesia ini dengan apik, dengan bingkai khusus, bahkan untuk karya berharga dipajang dengan bagian dalam menghadap keluar agar kainnya tidak mudah rusak.
ADVERTISEMENT
"Inilah keindahan batik, anda bisa menikmatinya dari luar dan dalam, gambarnya sama saja," kata staf Kedubes yang menemani kami.
Batik Iwan Tirta di Kedubes AS. Foto: Dok. Istimewa
Batik Iwan Tirta di Kedubes AS. Foto: Dok. Istimewa
Di ruangan pertama usai melewati lapis dua keamanan gedung, pengunjung akan dibuat terkejut dengan seni instalasi terumbu karang yang mengagumkan karya seniman Courtney Mattison. Menempel di tembok hingga setinggi tiga lantai, terumbu karang raksasa dari keramik benar-benar menyita perhatian pengunjung.
Karya seni di Kedutaan Besar AS, Jakarta. Foto: Denny Armandhanu/kumparan
Bagian tengah terumbu karang ini berwarna indah, sementara sisanya putih hingga ke atap. Ini melambangkan kerusakan alam yang terjadi di laut, menghancurkan keindangan terumbu karang.
Instalasi bertemakan laut juga terdapat di bagian kantin Kedutaan AS. Di ruang makan tempat staf beristirahat di lantai dua, terdapat instalasi jala ikan yang menjulur dari atap. Di malam hari, instalasi ini akan disinari lampu sehingga terlihat cantik dari arah stasiun Gambir.
Instalasi jala ikan di kantin Kedubes AS. Foto: Denny Armandhanu/kumparan
"Seni-seni ini juga jadi bahan pembicaraan menarik. Sekaligus jadi pengingat hubungan AS-Indonesia," kata Branch.
Karya seni di Kedutaan Besar AS, Jakarta. Foto: Denny Armandhanu/kumparan
Sebagai pengingat sejarah AS-Indonesia, pihak Kedubes akan merestorasi bangunan bersejarah di komplek tersebut dalam pembangunan tahap dua. Bangunan yang terletak di sebelah kanan Kedubes adalah rumah yang digunakan delegasi Indonesia dalam perundingan dengan Belanda pada 1949.
ADVERTISEMENT
Rencananya, restoran akan selesai paling lambat akhir tahun ini.
Gedung bersejarah Kedutaan Besar AS Foto: Denny Armandhanu/kumparan