news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Menhan soal Pembebasan Ba'asyir: Harus Janji Tak Ajak Lawan Negara

23 Januari 2019 16:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menhan Ryamizard Ryacudu di Raker Komisi I DPR. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menhan Ryamizard Ryacudu di Raker Komisi I DPR. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Rencana pembebasan Abu Bakar Ba'asyir oleh Presiden Jokowi hingga hari ini urung dilakukan. Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menjelaskan ada syarat yang harus dipenuhi Abu Bakar Ba'asyir untuk mendapatkan pembebasan tersebut.
ADVERTISEMENT
“Kalau dia memang harus berjanji (setia kepada Pancasila dan tidak melakukan aksi teror), ada perjanjian dong. Tidak menyebarkan macam-macam seperti dulu, mengajak orang berbuat melawan negara. Ada syarat juga, enggak bebas begitu saja,” kata Ryamizard usai rapat dengan Komisi I DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (23/1).
Oleh karena itu, menurut dia, masyarakat tidak perlu khawatir dengan bebasnya Abu Bakar Ba’asyir. Ryamizard mengaku pemerintah telah berkomunikasi dengan pihak keluarga Abu Bakar Ba’asyir agar kelak dibebaskan nanti tidak lagi melakukan aksi teror seperti dulu.
“Kita kan sudah toleran, dia sudah tua, sudah lama di penjara, dengan rasa kemanusiaan Presiden biar saja dia di rumah dengan keluarganya, bukan mendoakan dia cepat sakit berat, enggak. Biar dia berkumpul dengan orang rumah, cucunya, anaknya di masa tuanya. Itu kan harus ada timbal balik dong, timbal balik kan bukan untuk presiden, untuk negara ini,” ujarnya.
Kuasa hukum capres Joko Widodo dan Ma'ruf Amin, Yusril Ihza Mahendra (kanan) mengunjungi narapidana kasus terorisme Abu Bakar Ba'asyir di Lapas Gunung Sindur. (Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya)
zoom-in-whitePerbesar
Kuasa hukum capres Joko Widodo dan Ma'ruf Amin, Yusril Ihza Mahendra (kanan) mengunjungi narapidana kasus terorisme Abu Bakar Ba'asyir di Lapas Gunung Sindur. (Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya)
Ryamizard pun memastikan bahwa pemerintah akan komitmen untuk tidak lengah dan terus memberantas kejahatan terorisme di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Saya paling komitmen dan pemerintah, terorisme harus enggak boleh. Kalau dia enggak mau diapa-apain, ya jangan berontak, jangan jadi teroris. Namanya teroris, menteror, menteror orang saja dihukum, apalagi negara diteror-teror, enggak boleh,” tegasnya.
Terkait penolakan Abu Bakar Ba’asyir meneken berkas perjanjian untuk setia kepada Pancasila, ia belum mau berkomentar banyak. “Katanya begitu (Ba’asyir enggen teken berkas perjanjian untuk setia kepada Pancasila). Saya belum ketemu mungkin beberapa kesempatan mau ketemu juga,” ungkapnya
“(Pembebasannya) Ya ditunda dulu, ditunda dulu. (Kepastiannya) itu nanti ada lah. Tapi kita, niatnya presiden itu luar biasa loh ya dia yang mengeluarkan kebijakan itu. Kita melanjutkan begitu,” papar Ryamizard.
Dia menambahkan, terkait pembebasan Abu Bakar Ba’asyir pemerintah juga mengkaji bagaimana respons masyarakat khususnya para keluarga korban. Oleh karena itu, Ryamizard berpendapat, seharusnya Abu Bakar Ba’asyir tidak monolak saat diminta menandatangani berkas perjanjian setia kepada Pancasila.
ADVERTISEMENT
“Seharusnya begitu. Saya sudah bilang kita ini sudah setuju Pancasila itu pegangan hidup kita, apalagi tentara itu ya pembela ideologi negara. Kenapa? Pancasila itu bukan agama tapi alat pemersatu. Kalau kita mau meruntuhkan satu negara runtuhkan dulu ideologinya,” tutupnya.