Menhan soal Purnawirawan TNI Radikal: Ada, Enggak Banyak

3 Oktober 2019 13:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pertahana RI Ryamizard Ryacudu. Foto: Dok. Kemenhan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pertahana RI Ryamizard Ryacudu. Foto: Dok. Kemenhan
ADVERTISEMENT
Polisi menangkap seorang purnawirawan TNI AL, Laksamana Pertama Sony Santoso karena diduga merencanakan demo ricuh saat Aksi Mujahid 212. Bahkan, dia sudah menyiapkan 28 bom molotov.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal itu, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengakui masih ada purnawirawan yang terpapar radikalisme seperti itu. Tapi, jumlahnya memang tidak banyak.
"Yah ada lah, pasti. Enggak banyaklah," kata Ryamizard di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (3/10).
Laksamana Muda (Purn) Sony Santoso. Foto: Dok. KBR
Ryamizard mengatakan, meski sudah purna tugas, seorang purnawirawan tetap harus memegang Sapta Marga dan Sumpah Prajurit. Bila kedua pedoman prajurit itu dipegang teguh, tak akan melenceng bahkan terpapar radikalisme.
"Purnawirawan pegang terus Sapta Marga, Sumpah Prajurit sampai mati. Kalau kita pegang itu kita tidak akan ke mana-mana, saya bilang begitu, saya tegur," tutur dia.
Meski begitu, Ryamizard belum tahu persis terkait kasus yang menjerat Sony Susanto. Dia tak mau banyak bicara soal kasus bila belum mengetahui secara pasti. 
ADVERTISEMENT
"Saya belum tahu, kalau saya bicara yang pasti, kalau enggak pasti bisa jadi tidak bagus," ucap dia.