Menhan Waspadai Perang Pola Pikir di Era Digital: Khilafah hingga ISIS

8 Mei 2019 11:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pertahanan Ryamizad saat memberi sambutan dalam acara Simposium Perang Mindset pada Era Keterbukaan Informasi di Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat. Foto: Darin Atiandina/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pertahanan Ryamizad saat memberi sambutan dalam acara Simposium Perang Mindset pada Era Keterbukaan Informasi di Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat. Foto: Darin Atiandina/kumparan
ADVERTISEMENT
Era teknologi juga berdampak pada pergeseran pola peperangan. Saat ini, yang juga harus diperhatikan, yakni perang mindset atau pola pikir di era digital yang dampaknya tak kalah besar dengan perang konvensional.
ADVERTISEMENT
Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu menegaskan bahaya dari perang pola pikir atau perang mindset. Bahaya terburuk dari perang mindset adalah runtuhnya Pancasila yang berujung pada perpecahan bangsa Indonesia.
“Yang paling berbahaya yaitu ancaman terhadap mindset bangsa Indonesia yang berupaya untuk mengubah ideologi negara bangsa Indonesia,” kata Ryamizard saat Simposium Perang Mindset pada Era Keterbukaan Informasi di Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Rabu (8/5).
Ilustrasi Pendidikan Vokasi di Era Digital Foto: Glenn Carstens-Peters
Perang mindset, menurut Ryamizard, adalah salah satu metode perang yang murah meriah karena tidak memerlukan satu pun lecutan peluru. Namun, dampaknya luar biasa.
“Tapi metode pihak musuh (perang mindset) sudah dapat menghancurkan pilar, dan sendi-sendi dasar kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujar Ryamizard.
Bentuk dari perang mindset yang paling terasa di Indonesia adalah paham khilafah dan pergerakan ISIS. Keduanya berupaya mengubah mindset masyarakat Indonesia untuk berpaling dari Pancasila.
ADVERTISEMENT
“Yang paling kita takuti adalah yaitu paham khilafah. Ancaman khilafah ini sudah terang-terangan ingin mengganti ideologi negara Pancasila,” ujar Ryamizard.
“Yang kedua ISIS, ISIS ini sama-sama Islam pun bunuh-bunuhan. Saya sampaikan ISIS bukan agama, ISIS itu hanyalah kekuatan milisi nasional Irak muncul akibat konflik pasca-Sadam Husein, yang ikut ISIS itu bodoh, bego, tolol sekali. Islam apaan, bahlul kalau kata masyarakat,” sambungnya lagi.
Ilustrasi ISIS Foto: REUTERS/Alaa Al-Marjani
Menurut Ryamizard, akhir dari perang mindset ini adalah pengambilalihan negara, mulai dari pemerintahan, perekonomian, hingga aturan hukum negara semua akan diubah.
Ryamizard menegaskan, ancaman-ancaman perang mindset yang bersifat masif ini harus segera diatasi demi keutuhan Pancasila dan persatuan bangsa.
“Pancasila itu alat pemersatu, begitu alat pemersatu dipecah, maka pecah pula rakyatnya,” pungkas Ryamizard.
ADVERTISEMENT