Menkominfo: Perkembangan Unicorn Tidak Bisa Dihindari

18 Februari 2019 23:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara memberikan sambutan dalam acara "Transformasi Robotics menuju Revolusi Industri 4.0" di Gedung Kementrian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Sabtu (15/12). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara memberikan sambutan dalam acara "Transformasi Robotics menuju Revolusi Industri 4.0" di Gedung Kementrian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Sabtu (15/12). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Usai debat kedua Pilpres 2019, istilah unicorn ramai diperbincangkan di berbagai kalangan masyarakat. Hal ini karena pada saat debat capres nomor urut 01 Jokowi menanyakan mengenai keberlangsungan unicorn kepada capres 02 Prabowo Subianto.
ADVERTISEMENT
Unicorn merupakan sebutan bagi perusahaan start up yang bergerak di bidang ekonomi digital dengan valuasinya sudah lebih dari 1 miliar dolar AS.
Menanggapi ramainya pembicaraan terkait unicorn tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, di era ekonomi digital saat ini, perkembangan unicorn sudah tidak bisa dihindari.
"Begini, sudah pasti pemerintah Indoneisa arahnya ke ekonomi digital, ini tidak bisa dihindari. Di dunia kita bersaing juga ke arah digital semuanya jadi ekonomi kita ekonomi digital," kata Rudiantara di Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (18/2).
Rudiantara menyoroti mengenai banyak perusahaan unicorn yang tumbuh di Indonesia. Bahkan, ia menyebut bahwa perusahaan unicorn di Indonesia merupakan yang terbanyak di negara kawasan ASEAN.
ADVERTISEMENT
"Nah Bu Sri Mulyani (Menteri Keuangan) yang menyampaikan Indonesia itu boleh dikatakan extraordniary, 'lah, iyalah'. Unicorn kita paling banyak di negara ASEAN. Sudah itu mau dapat bonus lagi kan," ucap Rudiantara.
Selain itu, Rudiantara mengungkapkan pemerintah sudah memantau beberapa perusahaan yang diprediksi akan menjadi unicorn. Beberapa sektor perusahaan tersebut memiliki hubungan erat dengan digital.
"Ada beberapa sektor seperti misalkan yang punya potensi ya, bukan bakal jadi, yang ada potensi itu di edutech misal kan. Kenapa? Karena belanja APBN kita di pendidikan 20 persen dari APBN tahun ini kan hampir Rp 500 T. Terus di healthtech, kesehatan itu sama, 5 persen dari APBN kita harus belanja kesehatan. Terus buat anak muda blazer, dia kan lebih baik jalan-jalan backpacker daripada beli baju baru atau sepatu baru. Beli baju baru sepatu baru nanti aja yang penting kita experience. Itu proses-proses yang baru yang punya potensi," jelas Rudiantara.
ADVERTISEMENT
Namun, Rudiantara menegaskan jadi atau tidaknya suatu perusahaan menjadi unicorn ditentukan oleh nilai transaksi pasar. Ia menambahkan pemerintah tidak bisa menentukan ataupun memaksa suatu perusahaan menjadi sebuah unicorn.
"Targetnya tahun ini ada tambahan 1 unicorn. Tapi kan jadi atau tidaknya unicorn itu ditentukan bisnis transaksi, transaksi bisnis. Saya enggak bisa maksa kamu unicorn kamu unicorn, enggak bisa. Tapi pemerintah memfasilitasi pemerintah mengakselerasi," ujar Rudiantara.