Menlu Australia Berduka Atas Tragedi Penembakan Pekerja Trans Papua

6 Desember 2018 13:56 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kanan) berjabat tangan dengan Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne dalam Bali Democracy Forum 2018 di Nusa Dua, Bali, Kamis (6/12/2018).  (Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kanan) berjabat tangan dengan Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne dalam Bali Democracy Forum 2018 di Nusa Dua, Bali, Kamis (6/12/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne berduka atas peristiwa penembakan pekerja PT Istaka Karya oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Papua. Ia mengucapkan bela sungkawa sedalam-dalamnya untuk keluarga yang ditinggalkan.
ADVERTISEMENT
“Kami turut berduka untuk para pekerja yang terbunuh di Papua,” ujar Payne usai melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di Bali Nusa Dua Convention Center, Kamis (6/12).
Payne berharap pemerintah Indonesia untuk mengusut tuntas kasus penembakan ini agar ke depannya kejadian serupa tidak terulang kembali.
“Ini sangat tragis, kita harap akan ada investigasi yang sangat serius dan komprehensif untuk kasus ini,” ujar Payne.
Sebelumnya, sebanyak 20 orang yang terdiri dari 19 pekerja PT Istaka Karya dan satu anggota TNI, tewas di Papua setelah ditembak oleh KKB dari Egianus Kogoya. Mereka merupakan pekerja yang tengah membangun jembatan Trans Papua, Habema-Mugi, Kabupaten Nduga, Papua.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjelaskan, motif mereka menyerang tak lain alasan menunjukkan eksistensi hingga masalah ekonomi.
ADVERTISEMENT
"Sehingga 1 Desember ini biasanya mereka untuk menunjukkan eksistensi ada saja, mulai dari pengibaran bendera sampai ke penyerangan oleh kelompok bersenjata. Kan 1 Desember peristiwanya nih," kata Tito saat konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/12).