Menlu di PBB: Tren Ujaran Kebencian Terhadap Islam Terus Meningkat

24 September 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi berbicara saat di markas PBB, New York, Amerika Serikat. Foto: Dok. Kemlu
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi berbicara saat di markas PBB, New York, Amerika Serikat. Foto: Dok. Kemlu
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi meminta agar negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk bahu membahu mencegah menyebarnya Islamofobia.
ADVERTISEMENT
“Tren ujaran kebencian, fanatisme dan intoleransi terhadap Islam terus meningkat. Retorika bernuansa politik membenci kelompok Muslim yang tidak sesuai dengan nilai demokrasi dan kemajemukan semakin mengkhawatirkan," papar Retno saat memimpin memimpin Kelompok Kerja OKI untuk Perdamaian dan Dialog.
Pertemuan antar negara anggota OKI itu diselenggarakan di sela Sidang Majelis Umum PBB ke-74 di New York, 23 September 2019. Dalam pertemuan itu, negara anggota OKI berdiskusi untuk mengesahkan rancangan Rencana Aksi untuk Melawan Islamofobia, Diskriminasi Agama, Intoleransi dan kebencian terhadap kelompok Muslim tahun 2020-2023.
Menurut Retno pembahasan rencana aksi ini akan menjadi acuan bagaimana langkah yang akan diambil demi mengatasai Islamofobia.
Dia mengatakan, inisiatif Indonesia tersebut lahir dari keprihatinan semakin banyaknya kekerasan yang didasarkan pada sentimen primordial, termasuk tragedi di Christchurch, Selandia Baru, Maret 2019 lalu.
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan itu, Retno menegaskan bahwa pengesahan rencana kerja tersebut oleh negara OKI akan membawa 2 pesan penting.
Pertama, konsolidasi komunitas Muslim untuk menegakkan nilai Islam yang damai dan toleran. Pemimpin masyarakat Islam harus bersuara keras dan tegas untuk melawan aksi kelompok radikal yang mengatasnamakan Islam.
“Kita semua pemimpin negara Islam harus memastikan bahwa tidak ada ruang sekecil apapun bagi kelompok radikal yang dapat berkembang di masyarakat kita” tegas Retno.
Kedua, Negara Islam harus mempromosikan wajah Islam yang sesungguhnya yaitu Islam yang rahmatan lil-alamin kepada dunia.