Menlu Kamboja Ungkap Kondisi Demokrasi Negaranya Pada Menlu Retno
ADVERTISEMENT
Demokrasi menjadi salah satu isu yang dibahas dalam pertemuan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menlu Kamboja Prak Sokkhon.
ADVERTISEMENT
Demokrasi di Kamboja beberapa waktu belakangan mendapat sorotan dunia. Sebab, sebelum pemilu partai oposisi Partai Penyelamat Kamboja dibubarkan oleh pemerintah.
Pembubaran dilakukan karena partai tersebut dituding bekerja sama dengan pihak asing untuk menggulingkan pemerintahan sah. Oposisi menuding Hun Sen ingin kembali menjadi perdana menteri di negara itu.
Pembubaran tersebut membuat partai oposisi Kamboja geram. Penolakan resmi hasil pemilu disampaikan secara resmi oleh perwakilan Partai Penyelamat Kamboja di Jakarta, Juli lalu.
Saat bertemu Retno, Prak menceritakan mengenai kondisi demokrasi negaranya. Ia menyebut, pemerintah Kamboja kini berupaya untuk meningkatkan dan menerapkan demokrasi yang lebih baik.
“Sekitar dua minggu yang lalu pemerintah mengambil beberapa langkah untuk mendukung iklim politik yang lebih stabil, yaitu dengan membuka ruang demokrasi yang lebih luas, mendukung gerakan dan partisipasi dari masyarakat sipil, LSM, dan juga serikat pekerja,” kata Prak di Jakarta, Selasa (4/12).
“Kami melakukan upaya yang kami bisa untuk mempromosikan demokrasi di Kamboja,” ujar Prak.
ADVERTISEMENT
Menambahkan Prak, Retno mengatakan saat pertemuan, ia menceritakan pengalaman Indonesia dalam menjalankan demokrasi.
"Saya berbagi pandangan dengan Menlu Kamboja tentang bagaimana demokrasi bekerja di Indonesia, termasuk bagaimana persiapan pemilihan umum di Indonesia,” ujar Retno.
“Pemerintah dan masyarakat Indonesia percaya bahwa demokrasi adalah sistem yang paling baik untuk melayani rakyat,” pungkas Retno .