Menlu Pastikan JK Akan Pimpin Delegasi RI di Sidang Umum PBB

28 Agustus 2019 18:49 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menlu Retno Marsudi di Kantor Wakil Presiden. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menlu Retno Marsudi di Kantor Wakil Presiden. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memastikan Wakil Presiden Jusuf Kalla akan memimpin delegasi Indonesia dalam Sidang Majelis Umum PBB (UNGA) di New York, Amerika Serikat, September mendatang.
ADVERTISEMENT
Kepastian tersebut disampaikan setelah Retno menghadap JK untuk melaporkan persiapan Indonesia dalam pertemuan tertutup yang berlangsung selama satu jam.
"Jadi baru saja bertemu dengan Pak Wapres dan bicara mengenai masalah persiapan Sidang Umum PBB yang akan dimulai pada bulan September pada tanggal 23 September, nanti karena selain high level week untuk sidang umum PBB juga ada beberapa KTT yaitu climate dan juga SDG's," kata Retno di Kantor Wapres, Jakarta, Rabu (28/7).
"Kami teman-teman dari Kemlu sudah menyampaikan garis besar acara Pak Wapres selama berada di New York dari tanggal 22. Beliau akan sampai sekitar 21-22 sept di New York," timpalnya.
Pidato Jusuf Kalla saat Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat. Foto: Ananda Teresia/kumparan
Dalam pertemuan denga JK tersebut, Retno turut menyampaikan rencana Indonesia melakukan sejumlah pertemuan bilateral dengan negara lain untuk membahas isu-isu global.
ADVERTISEMENT
"Kita hanya bicara secara garis besar dulu karena dari sekarang sekarang kan tanggal 29 sampai tanggal 23 nanti masih akan banyak perkembangan," kata Retno.
Sidang Umum PBB di New York akan diselenggarakan pada bulan September 2019. Tema sidang tahunan ini adalah "Galvanizing Multilateral Effort for Poverty Eradication, Quality Education, Climate Action and Inclusion."
Retno mengatakan pihaknya akan membahas isu terkait tema besar Sidang Umum PBB tersebut dengan delegasi dari negara lain.
"Intinya adalah mengaddress isu isu yang menjadi tantangan kita termasuk isu yang terkait dengan masalah climate, termasuk dengan isu yang terkait dengan masalah SDG's," katanya.
Retno mengatakan, salah satu alasan tema dibuat karena banyak negara akhir-akhir ini kurang berkomitmen pada isu perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan. Retno mengatakan Indonesia juga akan membahas isu Palestina di sidang umum tersebut.
ADVERTISEMENT
"Untuk climate adalah (akan berdampak ke) negara-negara kepulauan kecil dan sebagainya. Jadi ini adalah untuk mem-boost kembali kerja sama kebersamaan dunia untuk mengaddress isu-isu itu," katanya.
"(Soal Palestina), sebagai tema tidak, tapi di sana sini saya kira tetap akan ada (pembahasan) dan sebagai informasi, teman-teman setiap bulan di dewan keamanan kita ada debat masalah Palestina, Timur Tengah termasuk Palestina," katanya.