Menlu Retno Ajak Milenial dari 57 Negara Diskusi Soal Demokrasi

5 Desember 2018 23:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menlu Retno di Acara Coffee With Minister Retno di Hotel Courtyard, Bali, Rabu (5/12). (Foto:  Darin Atiandina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menlu Retno di Acara Coffee With Minister Retno di Hotel Courtyard, Bali, Rabu (5/12). (Foto: Darin Atiandina/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengajak peserta Bali Democracy Students Conference (BDSC) yang terdiri dari 138 anak muda milenial dari 57 negara untuk berdiskusi tentang democracy for prosperity. Dalam diskusi tersebut. Retno meminta beberapa peserta untuk memberikan pendapatnya.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah Parwis, mahasiswa Universitas Padjadjaran asal Afghanistan yang dengan yakin menjawab pertanyaan Retno soal demokrasi yang berujung pada kemakmuran. Menurutnya, hal itu sangat mungkin terjadi karena memungkinkan semua orang memiliki hak yang sama.
"Tentu saja saya percaya sebagai anak muda yang berpendidikan demokrasi akan mengarah kemakmuran. Melalui demokrasi, kita akan memahami bahwa setiap orang memiliki hak yang sama dan kita pun menghormati hak tersebut," kata Parwis di Hotel Coutyard, Bali, Rabu (5/12).
Menlu Retno di Acara Coffee With Minister Retno di Hotel Courtyard, Bali, Rabu (5/12). (Foto:  Darin Atiandina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menlu Retno di Acara Coffee With Minister Retno di Hotel Courtyard, Bali, Rabu (5/12). (Foto: Darin Atiandina/kumparan)
Sementara, bagi Faith Fore yang berasal dari Zimbabwe, demokrasi sebenarnya tidak memiliki standar tetap. Menurutnya, setiap negara bisa saja mengaku sebagai negara demokratis meski tak menjalankan azas-azas demokrasi.
“Tantangannya adalah perbedaan pandangan dan definisi dari demokrasi itu sendiri. Tidak ada satu standar yang sama, sehingga setiap negara merasa sudah menerapkan demokrasi itu,” ujar Faith Fore.
ADVERTISEMENT
Untuk itulah, menurut peserta asal Indonesia, Joana, anak muda harus dilibatkan dalam menciptakan demokrasi. Termasuk dengan berpidato dan menyampaikan pendapat di media sosial, maupun mengikuti ajang pemilihan umum.
“Dan salah satunya juga dengan yang kita lakukan saat ini, membagi perspektif kita akan demokrasi dalam acara ini,” ungkap Joana.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di Hotel Courtyard, Bali, Rabu (5/12). (Foto: Darin Atiandina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di Hotel Courtyard, Bali, Rabu (5/12). (Foto: Darin Atiandina/kumparan)
Melihat antusiasme tersebut, Retno optimistis generasi muda bisa menjadi pemimpin masa depan yang demokratis. Dalam kesempatan tersebut, Retno juga mengingatkan agar generasi muda tetap menghargai dan menjunjung tinggi toleransi.
“Kalau kalian tidak mengadopsi nilai itu saya khawatir konflik dan perang akan jadi masa depan kita dan saya yakin kalian tidak ingin hidup seperti itu,” kata Retno.