Menlu RI Panggil Dubes Saudi, Protes Eksekusi Mati Tuti Tursilawati

30 Oktober 2018 17:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menlu Indonesia Retno Marsudi dalam pertemuan bilateral dengan Wapres/Menlu Panama Isabel Saint Malo di Gedung Pancasila, Kemenlu, Jakarta, Kamis (25/10). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menlu Indonesia Retno Marsudi dalam pertemuan bilateral dengan Wapres/Menlu Panama Isabel Saint Malo di Gedung Pancasila, Kemenlu, Jakarta, Kamis (25/10). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia menyampaikan protesnya atas eksekusi Tuti Tursilawati yang dilakukan tanpa pemberitahuan sebelumnya. Protes disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi kepada Menlu Saudi Adel al-Jubeir dan memanggil Duta Besar Saudi Osama bin Muhammed Abdullah Al Shuaibi.
ADVERTISEMENT
"Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bicara langsung sampaikan protes ke Menlu Saudi pada 29 Oktober 2018. Dubes Saudi dipanggil dan disampaikan protes secara langsung," kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Indonesia Lalu Muhammad Iqbal dalam konferensi pers di Kemlu, Jakarta, Selasa (30/10).
Menlu Retno saat ini sedang berada di Bali untuk menghadiri Our Ocean Conference (OOC) 2018. Berbicara usai penutupan OOC di Nusa Dua, Retno mengatakan Dubes Shuaibi dipanggil langsung ke Bali.
Menurut Retno, Al Shuaibi sempat berada di Bali pada Selasa pagi, tapi saat dihubungi sudah kembali ke Jakarta. "Saya panggil agar kembali ke Bali untuk secara langsung bertemu dengan saya. Untuk sekali lagi sampaikan concern kami dan masalah notifikasi," sebut Retno.
Dubes Arab Saudi untuk RI, Osama Mohammad. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dubes Arab Saudi untuk RI, Osama Mohammad. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Meski belum bertatap muka dengan Dubes Shuaibi, Retno mengaku sudah menyampaikan protesnya. Shuaibi merespons protes itu dengan berjanji menyampaikannya ke Pemerintah Pusat Arab Saudi.
ADVERTISEMENT
"Duta Besar Arab Saudi akan konsultasi ke kapitalnya secara langsung untuk presentasi langsung protes Indonesia," sebut Retno. .
Tuti Tursilawati, tervonis mati kasus pembunuhan ayah majikannya pada 2010, dieksekusi mati di kota Taif pada Senin (29/10) kendati upaya keras pengampunan telah dilakukan selama 8 tahun. Iqbal mengatakan eksekusi dilakukan pada pukul 9 pagi waktu setempat.
Menurut Iqbal, pemerintah Indonesia menyayangkan eksekusi yang dilakukan tanpa notifikasi ke perwakilan di Saudi, baik Kedutaan Besar RI maupun Konsulat Jenderal. Padahal, perkara notifikasi ini selalu ditekankan dalam hubungan RI dan Saudi.
Tuti Tursilawati (kanan), TKW yang dieksekusi di Arab Saudi saat bersama ibunya. (Foto: Dok. Migrant Care)
zoom-in-whitePerbesar
Tuti Tursilawati (kanan), TKW yang dieksekusi di Arab Saudi saat bersama ibunya. (Foto: Dok. Migrant Care)
Dalam pertemuan Menlu al-Jubeir dengan Retno pekan lalu contohnya, masalah notifikasi kekonsuleran juga disampaikan oleh Indonesia.
"Notifikasi kekonsuleran ini sangat lumrah dilakukan karena sesuai dengan Konvensi Wina. Dengan notifikasi ini, KBRI dan KJRI dapat lebih optimal dalam memberi perlindungan kepada WNI di Arab Saudi," kata Retno saat itu.
ADVERTISEMENT
Ini bukan kali pertama Saudi mengeksekusi mati WNI tanpa pemberitahuan. Ada nama Zaini Misrin yang dieksekusi mati pada Maret lalu dan Siti Zaenab pada 2015.
Berita eksekusi mati Tuti telah disampaikan langsung oleh Iqbal kepada keluarganya di Majalengka, Jawa Barat.
"Tadi malam sekitar pukul 12 saya tiba di rumah Tuti. Saya bertemu langsung dengan ibu Tuti. Orang pertama yang harus tahu dari keluarga adalah ibunya," kata Iqbal.