Menristekdikti Setop Tunjangan Dosen yang Tak Publikasikan Riset

29 September 2018 12:02 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menristekdikti, Mohamad Nasir. (Foto: Garin Gustavian Irawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menristekdikti, Mohamad Nasir. (Foto: Garin Gustavian Irawan/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir akan menghentikan tunjangan para profesor dan juga dosen yang malas mempublikasikan risetnya di jurnal penelitian internasional.
ADVERTISEMENT
"Jika guru besar tidak publikasi risetnya, maka tunjangannya dihentikan," kata Nasir dalam pidatonya di acara Dies Natalis ke-56 Universitas Udayana, Badung, Bali, Sabtu (29/9).
Sementara bagi para dosen yang tidak mempublikasikan jurnal atau penelitian internasional, selain dihentikan tunjangannya, ia juga tidak akan disetujui untuk naik menjadi profesor.
"Saya mohon izin kepada para guru besar agar tidak protes dengan peraturan menteri ini," ucap Nasir.
Menurut Nasir, pentingnya para dosen agar mempublikasikan jurnal riset agar Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lain di ASEAN. Sebab, dalam beberapa tahun ke belakang, Indonesia selalu tertinggal di belakang Thailand, Singapura, dan Malaysia.
"Tahun 2015 lalu, saya dapat laporan di mana publikasi Indonesia hanya 8.500 penelitian, sementara Thailand 13.107, Singapura 24.651, dan Malaysia 28.000. Sementara Indonesia hanya 8.500 ini cukup menyakitkan," ucap Nasir.
ADVERTISEMENT
Namun sering berjalannya waktu, Indonesia secara perlahan mulai bangkit dan dapat bersaing dengan negara lain di ASEAN mengenai riset ini. Nasir menargetkan di 2019 mendatang Indonesia menjadi leader di Asia dalam masalah riset.
"Laporan per tanggal 26 kemarin, kita mencapai 19.769 riset, Singapura 15.938 kita sudah di atas Singapura. Target 2019 harus jadi leader di Asia, ini merupakan bentuk kontribusi dosen. Sebab kita tahu kecil sekali riset ini yang dapat diindustrikan, dari 106, hanya 6 yang jadi ini sangat rendah," kata Nasir.