Menristekdikti: Dosen Jangan Asyik Mengajar Saja

2 Mei 2018 16:56 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menristekdikti Muhammad Nasir (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menristekdikti Muhammad Nasir (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mewanti-wanti para dosen. Mereka diminta tak sekadar mengajar. Tetapi mengutamakan pengabdian ke masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dalam kunjungan ke Banyuwangi, Jawa Timur, Menteri Nasir mendorong agar dosen di lingkungan Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdatul Ulama (LPTNU) harus meningkatkan kualitasnya. Menteri Nasir juga mengatakan seorang dosen harus juga harus melakukan penelitian di bidang yang terkait dan mengabdi kepada masyarakat dengan menerapkan penelitian yang telah dilakukan.
"Syarat jadi dosen minimal harus S2, kalau bisa S3. Selain itu dosen harus meneliti dan mengabdi kepada masyarakat, jangan asik mengajar saja. Dosen merupakan kunci dalam mengembangkan prodi dan mencetak lulusan berkualitas," kata Nasir seperti dalam keterangan pers, Rabu (2/5).
Pada kesempatan yang sama, Menristekdikti juga menemui para santri Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam Blokagung, Tegalsari, Banyuwangi. Dihadapan ratusan santri, dirinya menyampaikan bahwa menjadi santri harus pintar, bekerja keras dan bekerja cerdas, artinya mau belajar dengan sungguh-sungguh.
ADVERTISEMENT
"Dulu saya juga pernah menjadi santri seperti kalian disini, jangan sampai berfikir kalau santri tidak bisa menjadi pejabat negara atau menteri, buktinya saya berasal dari pondok pesantren yang sekarang menjadi Menristekdikti. Semua bisa asalkan ada usaha, maka ada jalan," ucap Nasir.
Menristekdikti, Mohamad Nasir. (Foto: Garin Gustavian Irawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menristekdikti, Mohamad Nasir. (Foto: Garin Gustavian Irawan/kumparan)
Nasir berpesan, selain mempelajari ilmu agama, santri jangan sampai tidak mempelajari ilmu pengetahuan.
"Kalau kalian semua ingin menjadi orang yang sukses, kalian harus jadi santri yang pintar ilmu agama dan ilmu pengetahuannya juga," pesannya.
Di era digitalisasi atau disebut Revolusi Industri 4.0 saat ini, santri tidak boleh ketinggalan oleh perkembangan zaman yang semakin canggih, santri harus mampu menghadapi era digitalisasi.
"Jangan sampai santri-santri disini malah dimasuki oleh informasi-informasi yang hoax atau tidak benar. Oleh karena itu, santri harus menguasai ilmu pengetahuan yang berkembang dengan pesat," tutur Nasir.
ADVERTISEMENT
Dalam acara tersebut turut hadir Pengasuh Pondok Pesantren Darussalam Ahmad Isyam Syafaat, Rektor IAIDA Ahmad Munif, Anggota DPR-RI Komisi II Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), serta tamu undangan lainnya.