Menristekdikti Sambangi KPK, Bahas Program Anti-Korupsi di Kampus

29 November 2018 15:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menristekdikti M. Nasir. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menristekdikti M. Nasir. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menyambangi Gedung Merah Putih KPK pada Kamis (29/11) sore. Kendati demikian, Nasir belum berkomentar terkait kedatangannya ke KPK. Setibanya di KPK, ia langsung berjalan masuk menuju gedung lembaga antirasuah tersebut.
ADVERTISEMENT
Secara terpisah, Plh Kabiro Humas KPK Yuyuk Andriati mengatakan kedatangan Menristekdikti M. Nasir ke KPK itu untuk bertemu dengan pimpinan KPK. "Bertemu dengan pimpinan," ujar Yuyuk.
Dalam pertemuan itu, kata Yuyuk, akan dibahas sejumlah program yang khususnya berkaitan dengan program anti-korupsi di sejumlah perguruan tinggi.
"Membahas program-program anti-korupsi di kampus perguruan tinggi," kata Yuyuk.
Wakil ketua KPK Laode M. Syarif. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wakil ketua KPK Laode M. Syarif. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Sebelumnya Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif saat mengisi seminar di Banda Aceh pada Jumat (16/11) lalu mengapresiasi Poltekkes Aceh yang telah menerapkan mata kuliah pendidikan anti-korupsi di kampusnya. Bahkan Poltekkes Aceh menjadi salah satu kampus pertama di tanah rencong yang mewajibkan mahasiswanya untuk mengambil mata kuliah pendidikan budaya antikorupsi.
Penerapan mata kuliah tersebut, menurut Laode, sebagai salah satu cara yang efektif untuk memberikan pemahaman kepada para mahasiswa mengenai pemberantasan korupsi. Laode pun melaporkan apa yang dilakukan Poltekkes Aceh itu kepada Nasir.
ADVERTISEMENT
“Pendidikan budaya anti korupsi itu hanya sedikit perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki mata kuliah khusus apalagi diwajibkan seperti Poltekkes Aceh . Di sini jauh lebih baik, kami sangat mengapresiasi nanti akan kami laporkan ke Menristedikti (Nasir) dan Menteri Kesehatan,” ucap Laode.
Menurut Laode, KPK tengah mengupayakan seluruh perguruan tinggi besar di Indonesia untuk memasukkan pendidikan budaya antikorupsi sebagai mata kuliah bagi mahasiswa. Sebab saat ini baru beberapa kampus yang menerapkan mata kuliah tersebut.
"KPK sangat menghargai Poltekes Aceh ini karena kampusnya memiliki mata kuliah pembelajaran budaya antikorupsi. Ini masih sangat jarang di Indonesia, hanya ada beberapa kampus seperti Paramadina, dan ITB. KPK tengah berupaya semua perguruan tinggi itu memiliki mata kuliah khusus tentang pendidikan budaya antikorupsi,” pungkasnnya.
ADVERTISEMENT