Menristekdikti: Tidak Ada Kampus Steril dari Pemeriksaan Densus 88

4 Juni 2018 11:21 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menristekdikti, Mohamad Nasir. (Foto: Garin Gustavian Irawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menristekdikti, Mohamad Nasir. (Foto: Garin Gustavian Irawan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir menanggapi penggerebekan yang dilakukan oleh Densus 88 di Universitas Riau, Sabtu (2/6). Menurutnya, penggeledahan tersebut sudah tepat.
ADVERTISEMENT
"Tidak ada istilah kampus steril dari pemeriksaan, itu enggak boleh. Kampus bukan dalam hal ini mimbar akademik (maka) orang lain tidak bisa masuk. Kalau itu menggangu keamanan apapun itu dan di manapun itu tempat ya harus dilakukan," jelasnya di Hotel Fairmonth, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (4/6).
"Jadi saya sangat tidak setuju kampus tidak boleh dimasuki, negara mana pun itu enggak ada aturanya," imbuhnya.
Barang bukti penggerebekan teroris di Pekanbaru (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Barang bukti penggerebekan teroris di Pekanbaru (Foto: Istimewa)
Nasir mendorong pemberantasan paham radikal yang mengarah pada terorisme di kampus. Ia mempersilakan pihak yang berwenang masuk ke kampus jika terdapat dugaan terorisme.
"(Densus 88 datang menggunakan) laras panjang atau laras pendek, bagi saya bukan urusan itu. Kalau ada yang menganggu keamanan kami silakan pihak kemanan untuk masuk," tegas Nasir.
ADVERTISEMENT
Nasir mengaku telah memanggil Rektor Universitas Riau terkait insiden ini. Rencananya pada 25 Juni mendatang, Nasir akan memanggil seluruh rektor PTN, Politeknik, dan Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) membahas mengenai pengamanan kampus dari paham radikal.
"Semua rektor harus bertanggung jawab. Enggak boleh tidak. Kalau ada seperti ini, rektor harus bertanggung jawab. Semuanya," pungkasnya.
Dari penggerebekan yang dilakukan di Universitas Riau, Densus 88 berhasil mengamankan tiga orang terduga teroris, yakni MNZ (33), OS (32) dan RB (34). Mereka adalah alumni FISIP. Diduga para pelaku akan menyerang kantor DPR dan DPRD Riau.
Selan itu, Densus 88 juga menemukan adanya bom rakitan, dua buah busur panah beserta 8 buah anak panahnya, satu buah senapan angin, satu buah granat tangan rakitan, serta sejumlah bahan peledak lain.
ADVERTISEMENT