news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mensos Idrus Kabulkan Permintaan Amin Miliki Kaki Palsu Baru

10 April 2018 4:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Surat terbuka Muh Amin Syam (Foto: Facebook @Ahmad ChukeDedek Klotyc)
zoom-in-whitePerbesar
Surat terbuka Muh Amin Syam (Foto: Facebook @Ahmad ChukeDedek Klotyc)
ADVERTISEMENT
Mimpi Muh Amin Syam, siswa SD asal Malangke, Luwu Utara, Sulawesi Selatan, untuk memiliki kaki palsu baru nampaknya akan segera terwujud. Permohonan bocah kelas 6 SD ini didengar oleh Menteri Sosial Idrus Marham.
ADVERTISEMENT
Menteri Idrus mengetahui informasi permohonan Amin dari media sosial. Ia kemudian memerintahkan Tenaga Ahli Menteri dan pejabat Kemensos untuk mengecek kondisi bocah yang tidak memiliki tangan dan kaki bagian kiri sejak lahir itu. Idrus juga memerintahkan jajarannya untuk memberikan bantuan seperti yang diminta Amin.
"Besok (Selasa), Tenaga Ahli dan Pejabat dari Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial sudah saya perintahkan terbang ke Luwu Utara guna memberikan bantuan kaki palsu," kata Idrus di Jakarta dalam keterangan tertulisnya, Senin (9/4).
Mensos Idrus Marham (Foto: Fanny Kusumawardhany/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mensos Idrus Marham (Foto: Fanny Kusumawardhany/kumparan)
Nantinya, tidak hanya bantuan kaki palsu yang didapatkan Amin. Idrus juga memberikan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) untuk membantu perekonomian keluarga Amin.
"Semoga bantuan tersebut semakin membuat Amin bersemangat untuk bersekolah dan mengejar cita-citanya," tambah Idrus.
ADVERTISEMENT
Amin sebelumnya mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo, meminta diberikan kaki palsu yang baru. Surat itu diunggah ke akun Facebook Ahmad ChukeDedek Klotyc yang merupakan paman Amin lalu kemudian menjadi viral.
Alasannya, kaki palsu yang dimilikinya saat ini terbuat dari kayu dan sudah usang. "Tolong pak saya tidak minta sepeda. Saya cuma minta kaki palsu, agar saya bisa melanjutkan sekolah dan kelak bisa membahagiakan ibu saya," tulis Amin.
Amin tinggal bersama ibunya, menumpang di rumah saudaranya dengan kondisi perekonomian yang pas-pasan. Ayah Amin meninggalkan mereka ketika masih kecil lantaran malu dengan kondisi anaknya.