Menteri Siti Nurbaya Selidiki Penyebab Banjir Konawe, Sultra

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar di kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan usai menggelar Rakernas ‘Gerakan Indonesia Bersih’. Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menanggapi banjir besar yang terjadi di Kabupaten Konawe dan Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, sejak awal Juni 2019.

Siti belum bisa memastikan penyebab banjir yang sedikitnya membuat 18 ribu warga di sana terdampak. Menurut Siti, banyak pihak yang menduga banjir itu disebabkan alih fungsi resapan air menjadi area pertambangan dan perkebunan.

"Saya harus lihat datanya. Karena harus dilihat keseluruhan satu sistem daerah aliran sungai," kata Siti di Denpasar, Bali, Kamis (20/6).

Foto udara beberapa rumah yang teredam banjir di Kecamatan Wonggeduku, Konawe, Sulawesi Tenggara, Sabtu (15/6). Foto: ANTARA FOTO/Jojon

Pendataan daerah aliran sungai diperlukan untuk mencari penyebab banjir. Menurut Siti, luas daerah aliran sungai di kawasan itu mencapai 600 ribu hektare. Sementara itu, luas tambang yang ada di dua kabupaten itu tidak sampai 800 ribu hektare.

"Jadi memang harus dilihat betul di upstream (dari hulu ke hilir) bagian mana, anak-anak kami di lapangan lagi mengecek (sebab banjir), " kata dia.

Banjir yang menerjang Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara, tahun 2019 merupakan banjir terparah sejak 42 tahun terakhir.

Sebelumnya, pada tahun 1977, Konawe Utara juga diterjang banjir besar, namun masih kalah dahsyat dengan banjir yang terjadi kali ini. Sebanyak 18.765 warga Konawe Utara terdampak banjir bandang yang terjadi.

Selain melanda Kabupaten Konawe Utara, banjir bandang juga melanda Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Akibatnya, ratusan desa/kelurahan terendam dan ribuan warga terpaksa mengungsi.