Menunggu Keseriusan DPRD Pilih Wagub DKI

4 Oktober 2019 5:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat di Rapat Paripurna DPRD Provinsi DKI Jakarta. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat di Rapat Paripurna DPRD Provinsi DKI Jakarta. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Begitulah kira-kira ungkapan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan setelah 1 tahun menjomlo, usai ditinggal wakilnya Sandiaga Uno.
Sandi mundur sebagai Wakil Gubernur DKI pada 10 Agustus 2018, untuk menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto. Setelah Prabowo-Sandi tak terpilih, kini suami dari Nur Asia itu memilih rehat dari dunia perpolitikan.
Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Foto: Antara/Galih Pradipta
Namun, tidak bagi kejelasan siapa pengganti Sandi sebagai Wagub DKI. Bahkan, sampai akhir masa jabatan anggota DPRD DKI pada Agustus 2019, belum ada kepastian siapa di antara dua calon dari PKS yang diputus menjadi mendamping Anies.
Secara singkat, Gerindra dan PKS sebagai partai pengusung Anies di Pilkada DKI 2017, sepakat memberikan jatah kursi Wagub DKI ke PKS.
ADVERTISEMENT
Meski penentuan nama-nama ini sempat alot, bahkan sampai dilakukan fit and proper test dengan beberapa calon, akhirnya disepakati eks Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu dan Sekretaris Umum DPW PKS DKI Agung Yulianto sebagai dua kandidatnya.
Ya, alot, bertele-tele, tarik ulur. Itulah yang terjadi selama proses penentuan Wagub DKI. Di sisi lain, Anies mengaku tetap bekerja seperti biasa, meski tanpa seorang wakil.
Setelah dua nama ditetapkan, pansel menyerahkan dua nama itu ke Anies, untuk diteruskan ke DPRD DKI agar segera dibahas. Akan tetapi, proses ini tidak berjalan semudah itu.
Pada Maret 2019, setelah 7 bulan posisi wagub kosong, DPRD DKI membentuk panitia khusus (pansus) yang akan menentukan mekanisme pemilihan cawagub antara Agung dan Syaikhu. Pansus lalu membuat tata tertib (tatib) pemilihan wagub, yang nantinya disahkan dalam rapat pimpinan gabungan (rapimgab).
ADVERTISEMENT
Nyatanya, rapimgab diundur berkali-kali, dengan berbagai alasan: anggota DPRD tak kuorum, jadwal mendadak, hingga laptop cuma satu.
Sehingga, serangkaian proses pemilihan terus mundur. Begitu juga rapat paripurna untuk memilih Wagub DKI.
Bahkan, mereka sampai melakukan kunjungan kerja ke Riau untuk mempelajari proses pergantian Wagub Riau.
Tak lama setelah Riau, mereka juga kunker ke Jawa Tengah, tepatnya ke Semarang, karena juga memiliki kasus serupa. Terdapat satu daerah yang kursi Wakil Bupati belum terisi. Begitu juga proses pemilihan yang sudah berlangsung berlarut-larut.
“(Kunker) Ke kota Semarang. Iya karena ada kejadian di sana sampai hari ini enggak dilantik-lantik. Jadi ada kisahnya itu ada 4 atau 5 partai pengusung kemudian salah membuat tatib maka ketika di ujungnya itu ada klausul partai pengusung wajib menandatangani hasil,” ujar ungkap Wakil Ketua Pansus, Bestari Barus, Kamis (13/6).
ADVERTISEMENT
Hingga sidang paripurna DPRD DKI periode 2014-2019 berakhir pada 22 Agustus, akhirnya diputuskan pembahasan Wagub DKI akan dilakukan oleh anggota dewan 2019-2024.
Dua Kandidat Calon Wakil Gubernur DKI Agung Yulianto dan Ahmad Syaikhu. Foto: Facebook/@H. Agung Yulianto SE, Ak. MKom
Begitu purna tugas, tata tertib juga tak kunjung jadi. Meski berganti anggota baru, dipastikan proses pemilihan tidak akan berlangsung dari awal lagi.
"Pansus itu situasional, kan dia DPRD. Jadi pergantian orangnya tidak pengaruh," tutur M. Taufik, Senin (26/8), yang kembali terpilih jadi Wakil Ketua DPRD DKI.
DPRD DKI menargetkan pemilihan Wagub DKI akan menjadi prioritas untuk periode baru, dan diusahakan rampung akhir tahun. Pimpinan DPRD DKI juga telah terpilih, yang lagi-lagi diketuai oleh Prasetio Edi Marsudi.
“Tentu pembahasan wagub juga urgent. Karena itu diperlukan segera dan mudah-mudahan bisa masuk dalam agenda cepat,” ungkap Anies usai pelantikan pimpinan DPRD DKI, Kamis (3/10).
ADVERTISEMENT
“Ya jadi prioritas (pembahasan), tapi tergantung dari partai pengusungnya, Gerindra dan PKS,” balas Prasetio menanggapi Anies.
Mohamad Taufik (kiri), Prasetyo Edi Marsudi (tengah) dan Mayjen. TNI H. Ferrial Sofyan dalam Pelantikan DPRD DKI Jakarta Periode 2019-2024. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Apa, sih, kriteria calon wagub yang harus dipenuhi menurut Prasetyo?
“Kriterianya adalah mengerti masalah Jakarta dan harus berani, karena permasalahan Jakarta complicated sekali. Sekarang kita melihat ada beberapa tempat yang dulu sudah baik sekarang jadi masalah baru," tuturnya.
“Sebagai pemimpin itu jangan safety player, harus berani terobosan-terobosan. Ini ibu kota negara, metropolitan yang harus kita tegakkan dan harus kita bereskan,” imbuh Prasetyo.
Syaikhu yang Didoakan Sandi Jadi Wagub DKI, Juga Terpilih Anggota DPR
Cawagub DKI Jakarta Ahmad Syaikhu berkunjung ke Rumah Dinas Ketua DPRD DKI Jakarta, Jumat (15/2). Foto: Darin Atiandina/kumparan
Pada bulan puasa lalu, Sandi dalam satu momen buka puasa bersama sempat mendoakan Syaikhu agar bisa segera dilantik sebagai Wagub DKI.
ADVERTISEMENT
“Yang terhormat Pak Syaikhu, yang paling asyik. Insyaallah beliau segera mendapat amanah di DKI,” kata Sandi, Kamis (30/5). Acara tersebut juga dihadiri oleh Syaikhu.
Syaikhu pun bersyukur didukung dan diberi motivasi oleh Sandi. Saat itu, ia berjanji akan belajar dari Sandi soal pengalamannya memimpin Jakarta bersama Anies.
"Saya sangat berterima kasih pada Pak Sandiaga yang selalu memberikan motivasi doa untuk dalam proses pergantian di Wagub DKI," ungkapnya.
Meski jadi kandidat cawagub, toh Syaikhu tetap melanjutkan pencalonannya sebagai anggota DPR dapil Jawa Barat VII di Pileg 2019. Ia pun berhasil lolos ke Senayan dengam 147.573 suara.
Jadi kandidat cawagub, juga telah dilantik sebagai anggota DPR pada 1 Oktober 2019, lantas apa yang akan dilakukan Syaikhu?
ADVERTISEMENT
Syaikhu menegaskan tak akan mundur dari perburuan posisi DKI 2. Jikalau memang partai memintanya menjadi Wagub DKI, ia bersedia mundur sebagai anggota DPR.
"Kalau memang serius, dibahas dan saya harus maju dan partai memerintahkan saya di DKI, saya tinggal mundur (dari DPR)," kata Syaikhu.