Meski Ibu Kota Pindah, Jakarta Dinilai Masih Tetap Jadi Pusat Bisnis

24 Agustus 2019 11:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Jakarta. Foto: Reuters/Beawiharta
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Jakarta. Foto: Reuters/Beawiharta
ADVERTISEMENT
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ikut menyoroti wacana pemindahan ibu kota Indonesia yang tengah digodok pemerintah.
ADVERTISEMENT
Peneliti LIPI sekaligus Sejarawan, Asvi Warman Adam, menyebut Indonesia memiliki faktor pendorong dan penarik untuk melakukan pemindahan ibu kota.
Menurutnya, Jakarta memiliki alasan untuk pindah. Salah satunya ialah karena kondisi Jakarta yang tak kondusif lagi. Mulai dari faktor macet hingga banjir di Jakarta.
"Faktor pendorong itu ada sekarang, kemacetan yang kita bisa bayangkan 40 tahun lagi, banjir, tenggelamnya mungkin Jakarta Utara karena ada kenaikan air laut 2 cm yang terus meningkat. Yang diramalkan 2050, 90 persen dari Jakarta Utara akan tenggelam," papar Asvi dalam acara diskusi Polemik Sindotrijaya 'Gundah Ibu Kota Dipindah' di kawasan Jakarta Pusat, Sabtu (24/8).
Sementara untuk faktor penariknya, pemindahan ibu kota ke Kalimantan diharapkan mendorong pemerataan ekonomi. Hal ini juga menghilangkan Jawa-sentris yang selama ini melekat di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Faktor penarik juga jelas harapan bahwa dengan ditempatkannya ibu kota di tengah-tengah itu akan mendorong kita melihat tidak hanya melihat tapi juga mewujudkan pembangunan menoleh ke timur," terangnya.
Bila nantinya ibu kota jadi dipindah, Asvi menilai Jakarta akan tetap menjadi pusat bisnis Indonesia. Sebab, Jakarta dianggap sudah memiliki eksistensi yang kuat.
"Jakarta akan tetap jadi pusat bisnis dan akan tidak berubah posisi itu. Bahkan kita tahu belakangan ini malah ada keinginan beberapa daerah tertentu justru malah mau gabung dengan Jakarta," ungkapnya.