Meutia Hatta Kenang Semangat Juang Bung Hatta

10 November 2018 18:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Meutia Hatta di kediaman Probosutedjo. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Meutia Hatta di kediaman Probosutedjo. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden ke-1 Indonesia Mohammad Hatta atau Bung Hatta menjadi salah satu tokoh pejuang kemerdekaan. Anak pertamanya, Meutia Farida Hatta menuturkan, sejak kecil ayahnya sudah melihat langsung ketidakadilan bagi rakyat Indonesia yang dilakukan para penjajah. Sejak itu, kata Meutia, hasrat Bung Hatta memperjuangkan kemerdekaan telah ada.
ADVERTISEMENT
"Beliau lahir di zaman penjajahan dan beliau melihat sendiri sebagai anak kecil bagaimana rakyat hidup di bawah ketidakadilan karena kolonialisme. Karena itu beliau berjuang mulai dari perasaan menolak kolonialisme itu sudah terasa sejak kecil," kata Meutia dalam pembukaan pameran Surat Pendiri Bangsa di Museum Nasional, Jakarta Pusat, Sabtu (10/11).
Bung Hatta.dan Bung Karno (Foto: Dok. Kemdikbud)
zoom-in-whitePerbesar
Bung Hatta.dan Bung Karno (Foto: Dok. Kemdikbud)
Menurut Meutia, semasa hidup, Bung Hatta merupakan sosok yang peduli kepada sesama. Bahkan, kata Meutia, Bung Hatta selalu mengajarkan anak-anaknya untuk peduli terhadap orang lain sejak kecil.
"Bung Hatta juga manusia yang sebetulnya satu hal selalu peduli dengan orang lain dan ini ditunjukkan ketika kami lahir. Kepada pembantu peduli dan (kepada) orang susah peduli," ucapnya.
Bung Hatta dan istrinya, Rahmi. (Foto: Dok. Kemdikbud)
zoom-in-whitePerbesar
Bung Hatta dan istrinya, Rahmi. (Foto: Dok. Kemdikbud)
Meutia mengatakan, rasa peduli terhadap rakyat menjadi semangat Bung Hatta memperjuangkan kemerdekaan. Apalagi setelah menumpuh pendidikan di Belanda, Bung Hatta semakin melihat adanya ketidakadilan.
ADVERTISEMENT
"Usia SMP SMA beliau di Indonesia dan umur 19 tahun pergi ke Batavia dan kemudian Belanda. Dia makin melihat ketidakadilan itu ada," ucapnya.
Bukti kecintaan Bung Hatta kepada rakyat Indonesia terlihat pada surat wasiat Bung Hatta sebelum meninggal. Dalam surat wasiat tersebut, Bunga Hatta ingin dimakamkan di pemakaman masyarakat umum daripada taman makam pahlawan.
"Saat saya meninggal dunia, saya ingin dikuburkan di Indoensia. Saya ingin dikubur ditempat kuburan rakyat biasa yang nasibnya saya perjuangkan seumur hidup saya," tutur Meutia membacakan isi surat wasiat Bung Hatta.
"Untuk itu, Pak Harto tempatkan Pemakaman Tanah Kusir sebagai tempat pemakaman Bung Hatta," lanjutnya.