Minta KPU Setop Rekap Suara Pemilu, MER-C Klaim Tak Ada Unsur Politik

15 Mei 2019 18:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembina MER-C Joserizal Jurnalis (tengah) saat konferensi pers di kantor MER-C, Jakarta Pusat, Rabu (15/5). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pembina MER-C Joserizal Jurnalis (tengah) saat konferensi pers di kantor MER-C, Jakarta Pusat, Rabu (15/5). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Lembaga swadaya masyarakat (LSM) Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) menyoroti banyaknya petugas KPPS yang meninggal ataupun sakit usai Pemilu 2019. Organisasi tersebut menilai telah terjadi peristiwa luar biasa akibat penghitungan suara Pemilu 2019.
ADVERTISEMENT
MER-C juga meminta agar KPU menghentikan penghitungan suara sementara. Hal itu dilakukan agar penyelenggara pemilu tersebut bisa serius menangani petugas yang menjadi korban.
Narasi tersebut mirip dengan yang dibangun oleh kubu pendukung paslon 02 Prabowo-Sandi. Meski begitu, Pembina MER-C, Joserizal Jurnalis, mengatakan ia tidak membawa urusan politik dalam menangani permasalahan kemanusiaan yang menimpa petugas KPPS.
“Ini perlu disampaikan bahwa kita punya pilihan politik 02, 01 ya itu hak kita sebagai warga negara, tapi kerja profesional tidak bisa bawa 02, 01,” kata Joserizal saat konferensi pers di kantor MER-C, Jakarta Pusat, Rabu (15/5).
Suasana konferensi pers di kantor MER-C, Jakarta Pusat, Rabu (15/5). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
Ia mengatakan pekerjaan kemanusiaan tidak boleh memandang suku, agama, ras atau pandangan politik. Menurutnya, telah terjadi kejahatan kemanusiaan dari peristiwa meninggalnya petugas KPPS.
ADVERTISEMENT
Maka itu, Joserizal berniat membawa masalah tersebut ke dunia internasional melalui tuntutan ke UNHRC dan ICC/IJC. Tuntutan itu akan dilayangkan jika KPU dalam beberapa hari ke depan tidak mengambil langkah serius dalam mengatasi permasalahan tersebut.
“Kita tidak takut soal beginian. Nyawa manusia loh. Urusan Mavi Marmara aja kita urus, masa bangsa sendiri tidak kita urus,” kata Joserizal.
Suasana konferensi pers di kantor MER-C, Jakarta Pusat, Rabu (15/5). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
Ia mengatakan alasan MER-C memandang penting peristiwa ini karena ingin ada evaluasi dari pihak penyelenggara pemilu. Ia tidak ingin korban jatuh lebih banyak di pemilu selanjutnya.
“Kalau KPU serius kita enggak jadi ajukan. Misalnya dihentikan penghitungan suara, KPU keluarkan statement 'kami serius' berarti tujuan kita tercapai untuk serius menangani ini,” kata Joserizal.