Moeldoko: Jokowi Dengarkan Parpol dan Relawan soal Penambahan Koalisi

26 Juli 2019 13:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Joko Widodo (tengah) menggelar konferensi pers di Plataran Menteng, Kamis, (18/4). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Joko Widodo (tengah) menggelar konferensi pers di Plataran Menteng, Kamis, (18/4). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Koalisi Jokowi-Ma'ruf terus berdinamika khususnya setelah pertemuan Prabowo dengan Jokowi dan juga Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Sejak pertemuan itu, wacana masuknya anggota koalisi baru terus mengemuka, mulai dari Gerindra, PAN, hingga Demokrat.
ADVERTISEMENT
Menanggapi wacana tersebut, Wakil Ketua TKN Moeldoko memastikan bahwa keputusan yang akan diambil Jokowi tentunya akan mempertimbangkan masukan berbagai pihak. Mulai dari parpol anggota Koalisi Indonesia Kerja hingga relawan yang selama ini sudah membantu pemenangannya di Pilpres 2019.
"Tentunya Pak Jokowi akan mempertimbangkan baik-baik. Mementingkan semua suara, termasuk suara dari relawan, beliau juga dengarkan. Suara dari koalisi yang sudah terbangun juga didengarkan," kata Moeldoko di Kantor Staf Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (26/7).
Tak hanya mendengarkan masukan relawan dan koalisi, sebelum memutuskan apakah akan menerima anggota baru atau tidak, Jokowi tentunya akan mementingkan kepentingan bangsa ke depan. Misalnya, keberlanjutan pembangunan yang tentunya akan optimal jika didukung berbagai pihak.
Sebab, keberhasilan pembangunan tentunya harus didukung oleh stabilitas politik nasional.
ADVERTISEMENT
"Tapi juga ada pemikiran jangka panjang bahwa negara ini harus dibangun di atas stabilitas yang baik. Sehingga program pembangunan yang digagas, direncanakan bisa berjalan dengan baik, karena didukung oleh stabilitas. Itu intinya seperti itu dan itu wajar," jelasnya.
Moeldoko kembali menegaskan bahwa dalan politik tak ada yang stagnan. Politik, kata Moeldoko, selalu bergerak dinamis. Sehingga, kemungkinan koalisi bertambah bukan merupakan suatu hal yang mustahil.
"Itu sekali lagi dalam perpolitikan enggak ada yang stagnan. Enggak ada yang berhenti, dinamis. Selalu bergerak dan pergerakannya bisa cepat, bisa lambat sesuai situasi dan kondisi. Saya katakan koalisi bisa bertambah, bahasa bertambah kan plus. Koalisi plus-plus," pungkasnya.