Moeldoko soal Iuran BPJS Naik: Sehat Itu Mahal, Perlu Perjuangan

4 September 2019 19:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Staf Kepresidenan Indonesia, Moeldoko. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Staf Kepresidenan Indonesia, Moeldoko. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengimbau seluruh masyarakat untuk memahami kebijakan pemerintah terkait kenaikan iuran BPJS Kesehatan. Moeldoko menilai, biaya kesehatan bisa dibilang tidak murah.
ADVERTISEMENT
Untuk sehat, kata Moeldoko, diperlukan perjuangan.
"Semua masyarakat harus memahami itu. Jangan mengembangkan sehat itu murah. Nanti repot. Sehat itu mahal, perlu perjuangan. Kalau sehat itu murah orang menjadi sangat manja, tidak mau mendidik dirinya untuk menjadi sehat," kata Moeldoko di Kantor Staf Kepresidenan, Jakarta, Rabu (4/9).
"Sehat itu perlu perjuangan, perlu olahraga, perlu ngurangi rokok. Kan begitu," imbuhnya.
Kenaikan iuran BPJS Kesehatan, kata Moeldoko, sudah berdasarkan kalkulasi. Kendati demikian, kenaikan itu akan diiringi dengan perbaikan tata kelola yang ada di BPJS Kesehatan.
"Ya sudah dikalkulasi bahwa memang harus naik. Tapi pada sisi lain, Presiden sudah menegaskan bahwa manajemen BPJS harus diperbaiki dari waktu ke waktu. Termasuk bagaimana bangun sistem lebih efisien, lebih efektif," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Jadi dua-duanya akan dibenahi. Karena memang secara itung-itungan, selama ini BPJS tidak pernah mencukupi. Oleh karena itu caranya harus naik. Yang kedua, memang Presiden sudah beberapa kali memberikan penekanan untuk segera pembenahan dari sisi manajerial, " pungkas Moeldoko.
Diketahui, langkah pemerintah untuk menaikkan iuran BPJS kesehatan juga diiringi dengan metode penagihan baru ke masyarakat. Direktur Utama BPJS‎ Kesehatan, Fachmi Idris, menyebut untuk meningkatkan tingkat kolektabilitas atau penagihan iuran, pihaknya berencana untuk melakukan penagihan secara door to door.
Dia menyebut selama ini, pihaknya melakukan self collecting dalam melakukan penagihan, misalnya peringatan melalui SMS dan email. Namun cara tersebut terbukti tak efektif.