Moeldoko soal Wafatnya Petugas KPPS: Tak Perlu Tim Pencari Fakta

14 Mei 2019 15:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Kantor Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko di Rapat Koordinasi Nasional Kehumasan dan Hukum 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (11/2). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Kantor Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko di Rapat Koordinasi Nasional Kehumasan dan Hukum 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (11/2). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Jenderal Purnawirawan Moeldoko menilai desakan pembentukan tim pencari fakta terkait wafatnya ratusan petugas KPPS tidak memiliki urgensi. Moeldoko menekankan, peran investigasi soal wafatnya ratusan petugas KPPS itu harusnya diambil Kementerian Kesehatan.
ADVERTISEMENT
"Apa itu pencari fakta, enggak perlu pencari fakta. Ini kan tim yang diperlukan adalah tim yang tadi disampaikan Menteri Kesehatan. Untuk mencari faktor-faktor sisi kesehatan, beban kerjanya itu yang perlu dicari," kata Moeldoko di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (14/5).
Mengenai penyebab wafatnya ratusan petugas KPPS tersebut, Moeldoko menilai cara kerja mereka perlu diketahui dan dipelajari. Sehingga, bisa dijadikan evaluasi untuk ke depan.
"Jadi masukan IDI itu bagus, risiko pekerjaan. Nah ini perlu kita cari risiko pekerjaan itu. Apakah pekerjaannya terlalu berlebihan, 11 atau 12 jam atau 8 jam ini cari. Ini risiko pekerjaan, ini bagus jadi masukan," jelasnya.
"Hal-hal yang seperti itu yang diperlukan untuk memperbaiki ke depan, beban kerja semakin proposional," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Diketahui, KSP sudah menggelar rapat koordinasi dengan Menteri Kesehatan Nila Moeloek hingga Mendagri Tjahjo Kumolo terkait persoalan tersebut. Usai rapat, Menkes Nila Moeloek menjelaskan, penyebab kematian karena petugas KPPS yang meninggal dunia mengidap penyakit tertentu.
"Kematian ini 51 persen disebabkan oleh penyakit kardiovaskular atau jantung, termasuk di dalamnya ada stroke," kata Nila.
"Kalau ditambah dengan hipertensi, yaitu 53 persen. Jadi hipertensi ini yang emergency juga bisa menyebabkan kematian. Kita masukkan ke dalam kardiovaskular, " jelasnya.