Moon Jae-in Unggul Menjadi Presiden Korsel Versi Quick Count
ADVERTISEMENT
Moon Jae-in unggul dalam pemilihan Presiden Korea Selatan, Selasa (9/5) versi quick count (hitung cepat). Kemenangan Moon tersebut akan mengakhiri pemerintahan konservatif yang telah berlangsung selama hampir satu dekade serta membawa pendekatan rekonsiliasi dengan Korea Utara.
ADVERTISEMENT
Kemenangan Moon ini akan menjadi akhir dari pergolakan politik yang terjadi beberapa bulan terakhir usai pemakzulan mantan Presiden Park Geun-hye terkait korupsi. Kasus itu sendiri sudah disidangkan pada Maret lalu.
Hal ini cukup ironis mengingat Park merupakan pemimpin pertama yang dipilih secara demokratis oleh warga Korsel. Kemudian, pemilihan presiden baru pun digelar.
Seperti diberitakan Reuters, Moon memberikan sambutan di panggung yang telah disediakan di alun-alun utama Seoul. Ia dikelilingi para pemimpin Partai Demokratik. Dalam pidatonya, Moon berjanji akan mempersatukan negara.
"Saya akan membuat sebuah negara yang adil dan bersatu," kata dia di hadapan kerumunan orang.
"Saya akan menjadi presiden yang juga melayani semua rakyat yang tidak mendukung saya," tambahnya.
Menurut Komisi Pemilihan Nasional, hasil quick count pada pukul 15.35 GMT atau sekitar pukul 23.35 WIB menunjukkan Moon mendapatkan suara 39,6%.
ADVERTISEMENT
Sementara, pesaingnya Hong Joon-pyo, hanya memperoleh suara 26,3%, kemudian disusul oleh Ahn Cheol-soo dengan 21,3%.
Moon diperkirakan akan disumpah jabatan menjadi Presiden Korsel selama lima tahun pada Rabu (10/5). Moon pun mengatakan bahwa dirinya tak perlu upacara pelantikan dan akan langsung bekerja.
Moon yang sempat dikalahkan Park dalam pemilu presiden 2012 lalu, mendukung dialog dengan Korut untuk meredakan ketegangan yang meningkat terkait program nuklir dan peluru kendali di Pyongyang. Ia juga ingin para pengusaha Samsung dan Hyundai dapat mendorong pengeluaran fiskal dan menciptakan lapangan pekerjaan.