Fadli Zon Hina Staquf, Wasekjen Gerindra Mundur

12 Juni 2018 22:45 WIB
Mohammad Nuruzzaman. (Foto: Twitter @noeruzzaman)
zoom-in-whitePerbesar
Mohammad Nuruzzaman. (Foto: Twitter @noeruzzaman)
ADVERTISEMENT
Wakil Sekjen DPP Partai Gerindra Mohammad Nuruzzaman resmi mundur dari Partai yang dibelanya selama ini. Nuruzzaman menyebut salah satu alasan utamanya mundur adalah cuitan Waketum Gerindra Fadli Zon yang menurutnya telah menyinggung KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.
ADVERTISEMENT
"Dari dulu saya kader di Gerindra apapun nyinyirannya Fadli Zon, saya enggak pernah nanggepin atau merespons, apapunlah. Tetapi ketika urusannya dengan NU dan kiai NU, maka saya sebagai santri tentu sangat marah dengan pernyataan itu," ujar Nuruzzaman saat dihubungi kumparan, Selasa (12/6).
Menurutnya, sebelum mengomentari soal Gus Yahya, Fadli Zon seharusnya bertanya dulu kepada dirinya. Sehingga, ia tidak akan memandang komentar Fadli Zon tersebut sebagai perbuatan yang menyinggung santri NU.
"Mestinya kan bisa tabayyun atau bertanya. Banyak yang bisa ditanyakan sesungguhnya karena Fadli Zon juga tahu saya dan kenal saya. Kalau dia tanya, kan saya bisa jelaskan. Tapi kenapa dia langsung membuat status yang menurut kami santri-santri itu menyakitkan?" ucapnya.
ADVERTISEMENT
(Berita ini sebelumnya berjudul 'Mohammad Nuruzzaman Mundur dari Partai Gerindra', kumparan merevisi judul berita ini menjadi 'Fadli Zon Hina Staquf, Wasekjen Gerindra Mundur'. Penggantian judul ini tidak mengurangi esensi isi berita dan sesuai dengan apa yang disampaikan Nuruzzaman dalam kutipannya)
Tak hanya itu, Nurazzaman juga menyebut adanya anggapan bahwa Gerindra sekarang sudah keluar dari rel berpolitiknya sebagai salah satu alasannya untuk mundur. Menurutnya, Gerindra telah beralih dari partai yang berkiblat pada perubahan menjadi partai yang memanfaatkan isu agama untuk kepentingan politik.
"Selama ini kami menilai Gerindra ini menjadi salah satu bagian yang ikut 'mempolitisasi agama' atau isu agama ini menjadi kepentingan politik. Itu juga bertentangan dengan sikap dan pandangan kami di NU. Agama ya agama, jangan gunakan agama untuk kepentingan politik apalagi untuk merebut kekuasaan," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Padahal, hal utama yang mendasarinya memilih Gerindra adalah semangat membangun negeri melalui politik yang lebih bersih yang pernah disampaikan Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
"Pak Prabowo itu selalu berpidato bahwa kita ini bukan politisi, kita itu adalah pejuang, pejuang politik. Artinya ada semangat untuk memperbaiki, untuk melakukan perbaikan politik yang selama ini dianggap politik ini adalah kotor. Saya semangat dan saya sangat setuju apa yang dikatakan Pak Prabowo," Kata Nuruzzaman.
Suasana HUT Gerindra ke 10. (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana HUT Gerindra ke 10. (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
Fadli Zon sendiri mengomentari dialog Gus Yahya di Israel. Dalam dialog itu, Gus Yahya berbicara soal pentingnya pemahaman agama yang sering dijadikan alasan untuk melanggengkan konflik. Ditemani moderator sekaligus Direktur AJC David Rosen, Gus Yahya tampil dengan sangat percaya diri membawa pesan perdamaian.
ADVERTISEMENT
"Sekarang dalam konteks saat ini, orang-orang beragama termasuk Islam dan Yahudi butuh jalan baru. Pertama, kita harus menemukan solusi baru terkait fungsi agama dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, harus ada interpretasi baru atas hubungan antaragama demi menciptakan satu kondisi masyarakat yang harmonis," ucap Gus Yahya