MUI Akan Datangi Warga yang Tolak Kuburkan Jenazah Teroris Surabaya

20 Mei 2018 10:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keluarga pelaku ledakan bom di Surabaya. (Foto: Facebook/Puji Kuswati)
zoom-in-whitePerbesar
Keluarga pelaku ledakan bom di Surabaya. (Foto: Facebook/Puji Kuswati)
ADVERTISEMENT
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Surabaya angkat bicara soal jenazah teroris yang ditolak dikuburkan di TPU Putat Gede, Jarak, Sawahan, Surabaya oleh warga setempat. Jenazah yang ditolak itu adalah terduga teroris Dita Oepriarto dan keluarga, pelaku pengeboman tiga gereja di Surabaya.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Umum MUI Kota Surabaya Moch Munief mengatakan, pihaknya sudah mendengar adanya penolakan warga Putat Jaya berupa menutup kembali makam terduga teroris yang sudah digali. Oleh karena itu, kata dia, pihaknya sudah melakukan berbagai pertemuan dengan sejumlah kiai dan Pemkot untuk membahas persoalan ini.
"Sudah kami selesaikan dengan para kiai dan wali kota Risma melalui jalur kemasyarakatan umat," kata Munief seperti dikutip dari Antara, Minggu (20/5).
Warga menutup liang kubur yang sudah digali. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Warga menutup liang kubur yang sudah digali. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
Upaya yang dilakukan MUI Surabaya tersebut sesuai dengan surat dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini beberapa hari lalu. Dalam surat tersebut, Risma meminta solusi atau fatwa kepada MUI Surabaya tentang pemakaman terduga teroris yang ditolak warga
Untuk itu, lanjut dia, MUI Surabaya meminta kepada Risma untuk tetap memperhatikan kemasyarakatan umat. MUI Surabaya juga mengimbau agar permasalahan ini jangan sampai dimanfaatkan beberapa orang untuk menambah gesekan antarelemen masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Kami mohon kepada semua pihak agar semuanya ditangani secara baik," tambah Munief.
Kantor Makam Umum Putat Gede. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kantor Makam Umum Putat Gede. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
Munief menjelaskan, keputusan ini diambil dengan pertimbangan melihat dua versi, pertama dari segi kemanusiaan, kedua dari akhlaknya. Oleh karena itu, penguburan jenazah teroris harus dilakukan sesuai dengan tata cara agama yang dianut.
"Manusia ya tetap manusia. Nanti saat pemakaman ya disesuaikan menurut agama masing-masing. Kalau yang Islam ya disholati dan dikafani," katanya.
Menurut Munief, apabila masih ada warga yang tetap menolak ketujuh jenazah terduga teroris, maka pihaknya akan bertindak tegas.Tindakan tegas tersebut perlu dilakukan agar warga tak hanya tersulut emosi sesaat.
"Nanti kami langsung datangi dan diberikan penjelasan secara baik-baik agar mereka (warga) memahami," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Saat dikonfirmasi mengenai kapan jenazah terduga teroris itu dimakamkan, Munief mengaku belum mengetahui secara pasti. Namun, dirinya menegaskan jenazah terduga teroris tersebut telah mendapat tempat untuk dimakamkan.
"Nanti dibicarakan selanjutnya dengan pihak yang bersangkutan," katanya.
Sebelumnya, warga menolak penguburan keluarga Dita karena tak terima dengan aksi teror tersebut. Terlebih, salah satu korban bom Gerjea GPPS Arjuna, Daniel, merupakan warga Jalan Dukuh Kupang Selatan yang juga dimakamkan di TPU Putat Gede.
TPU Putat Gede yang berada di kawasan Jalan Putat, Surabaya sendiri kerap dimanfaatkan untuk memakamkan beberapa jasad tanpa keluarga, jasad tanpa nama, ataupun jasad pelaku kejahatan yang dikuburkan petugas.