MUI: Dakwah Gus Miftah di Kelab Malam Mulia, Harus Didukung

13 September 2018 9:53 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Zainut Tauhid (Foto: Instagram/@zainuttauhid)
zoom-in-whitePerbesar
Zainut Tauhid (Foto: Instagram/@zainuttauhid)
ADVERTISEMENT
Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah menjadi buah bibir karena aktivitas dakwahnya di kelab-kelab malam. Apa tanggapan MUI melihat aktivitas Gus Miftah ini?
ADVERTISEMENT
"Inti dari dakwah itu adalah mengajak manusia untuk menuju jalan kebaikan, jalan yang diridai oleh Allah SWT dengan penuh kebijaksanaan (bil-hikmah), contoh-contoh kebaikan (uswatun hasanah) dan berargumentasi dengan cara yang baik (wajadilhum billati hiya ahsan)," kata Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid dalam keterangan tertulisnya, Kamis (13/9).
Zainut menambahkan, orang sering mengartikan tugas dakwah itu dengan mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran (amar ma'ruf nahi munkar). Untuk mengajak kepada kebaikan, lanjut dia, harus dengan cara-cara yang baik, begitu juga untuk mencegah kemunkaran tidak boleh dengan cara yang mungkar.
"Sasaran dakwah itu tidak hanya terbatas kepada kelompok masyarakat yang sudah baik, tetapi juga kepada kelompok masyarakat yang belum baik, bahkan menurut saya justru kelompok ini yang perlu mendapatkan perhatian khusus, misalnya daerah lokalisasi, kampung narkoba, tempat-tempat perjudian, kelab malam atau daerah remang-remang yang penuh dengan kemaksiatan," ungkap dia.
ADVERTISEMENT
"Jadi kalau ada ustaz, kyai atau ulama yang berani melakukan dakwah di tempat-tempat seperti itu menurut saya harus diberikan dukungan dan support, sepanjang dakwahnya dilakukan dengan cara yang benar, metodologi (manhaj) yang sahih, niat yang baik, ihlas dan tidak ada maksud untuk menodai kesucian agama Islam, apalagi maksud untuk memperolok-olok agama sebagai bahan ejekan (istihza')," sambung Zainut.
Gus Miftah. (Foto: Instagram/@gusmiftah)
zoom-in-whitePerbesar
Gus Miftah. (Foto: Instagram/@gusmiftah)
Menurut Zainut dakwah Gus MIftah lebih bernilai dibanding mereka yang ceramah di lingkungan yang baik namun isinya penuh ujaran kebencian. "Dakwah di tempat seperti itu nilainya lebih mulia dari pada dakwah di tempat yang baik dengan komunitas yang baik tapi isi dakwahnya penuh dengan ujaran kebencian, fitnah dan mengadu domba antarkelompok masyarakat," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Selama berdakwah belasan tahun, Gus Miftah sendiri mengaku jalannya tidak selalu mudah. Ada banyak cerita di setiap tempatnya berceramah.
"Kendala yang dihadapi banyak yang ikut ngaji dalam keadaan mabuk. Itu biasa bagi saya, risiko," kisah pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu (12/9).