MUI DKI Akan Temui GP Ansor Bahas Pemahaman soal Bendera Tauhid

24 Oktober 2018 16:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penandatanganan deklarasi Gerakan Jakarta Damai oleh Polda Metro Jaya, MUI Provinsi DKI Jakarta, dan Pemprov DKI Jakarta, Rabu (24/10/2018). (Foto: Nadia Riso/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penandatanganan deklarasi Gerakan Jakarta Damai oleh Polda Metro Jaya, MUI Provinsi DKI Jakarta, dan Pemprov DKI Jakarta, Rabu (24/10/2018). (Foto: Nadia Riso/kumparan)
ADVERTISEMENT
MUI Provinsi DKI Jakarta menyatakan akan segera menemui jajaran GP Ansor terkait kasus pembakaran bendera tauhid ketika perayaan Hari Santri Nasional di Garut, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Ketua MUI Provinsi DKI Jakarta Munahar Mukhtar mengatakan, komunikasi perlu dilakukan agar ada pemahaman terkait perbedaan bendera tauhid dan bendera HTI. Sebab, sampai saat ini Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut berkukuh bahwa bendera yang dibakar Banser adalah bendera HTI.
"Semuanya tetap kita akan berkomunikasi. Kita akan berkomunikasi (dengan GP Ansor)," kata Munahar di Restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (24/10).
Munahar menegaskan, pemerintah telah menyatakan HTI sebagai organisasi yang dilarang, sehingga seharusnya tidak perlu lagi ada perdebatan terkait hal ini. Namun, ia menilai masyarakat perlu diberikan pemahaman terkait perbedaan bendera tauhid dan bendera HTI.
"Tapi yang jadi masalah saat ini di tengah masyarakat, mereka itu enggak mau tahu ini bendera tauhid dibakar. Nah ini yang harus kita berikan (pemahaman) kepada masyarakat agar supaya masyarakat ngerti (perbedaan bendera tauhid dan bendera HTI). Jangan sampai terprovokasi, jangan sampai diadu domba," jelasnya.
Ilustrasi Bendera Tauhid. (Foto: AFP/JEWEL SAMAD)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bendera Tauhid. (Foto: AFP/JEWEL SAMAD)
Lebih lanjut, Munahar menjelaskan salah satu modus oknum HTI adalah dengan sengaja membuat bendera dengan mendompleng salah satu bagian dari bendera tauhid agar organisasi itu mendapatkan dukungan yang kuat dari masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Jadi HTI ini mendompleng dari bendera tauhid milik nabi. Bendera rasullulah kan ada dua, ada yang putih dan hitam, cuma mereka mendompleng bagian mana agar supaya mendapatkan satu dukungan yang kuat," tutur dia.
Munahar juga meminta aparat kepolisian untuk segera mengusut tuntas ini. Kalau perlu, polisi harus menangkap aktor intelektual di balik aksi pembakaran bendera tauhid tersebut.