MUI Jabar soal Gerakan Azan Serentak di Bandung: Sulit Untuk Disamakan

19 September 2019 13:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua MUI Jawa Barat, Rahmat Syafei. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua MUI Jawa Barat, Rahmat Syafei. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua MUI Jabar Rahmat Syafei memberi tanggapan soal program gerakan azan serentak yang dicanangkan Pemkot Bandung dan juga Badan Hisab Rukyat (BHR).
ADVERTISEMENT
Menurut Rahmat, ketepatan kumandang azan antara masjid yang berada di suatu wilayah akan berbeda dengan wilayah lainnya. Kalaupun disamakan, mesti dilakukan penelitian terlebih dahulu untuk menentukan radiusnya.
Namun demikian, lanjut Rahmat, hal itu akan sulit untuk dilakukan di Kota Bandung apalagi dengan cakupan yang lebih luas. Kumandang azan di Kecamatan Cibiru yang terletak di bagian timur saja dapat berbeda dengan di utara.
"Ya, memang jadi kalau ketepatan untuk itu memang akan beda-beda. Magrib saja Bandung untuk daerah Cibiru ke sana, itu berbeda dengan sebelah barat, disamakan sulit untuk Bandung saja," kata dia ketika ditemui di kantornya, Kamis (19/9).
"Sering terjadi sekarang azan jam sekian, ternyata memang untuk radius sekian memang jam sekian pas di sana udah lain lagi, apalagi jauh. Kalau disamakan, kalau beda derajat, itu tidak bisa. Waktu itu kan per detik itungannya," lanjut Rahmat.
ADVERTISEMENT
Rahmat menambahkan, azan berkaitan dengan awal waktu melaksanakan salat. Menurut dia, adanya selisih waktu satu atau dua menit kumandang azan di suatu wilayah tidak perlu dipersoalkan.
"Awal waktu selisih satu menit dan dua menit tidak jadi soal. Tapi tetap ada selisih karena ukurannya begitu maka disebutkan di Al-Quran bahwa timur tuh kadang banyak, maksudnya banyak tuh tiap langkah berbeda," kata dia.
Rahmat juga mengomentari rencana kalibrasi jam digital di setiap masjid yang harus disesuaikan dengan waktu BMKG. Menurut dia, walau sudah dikalibrasi, tetap saja ada selisih perbedaan waktu di setiap jam digital itu.
"Perlu penelitian menyamakan azan digital dari segi waktu harus betul-betul selektif, bagaimana ketepatan waktu itu sendiri, karena di masjid yang ada digital juga masih berbeda-beda," kata dia.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Pemkot Bandung mencanangkan gerakan kumandang azan serentak di seluruh masjid yang ada di Kota Kembang. Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan gerakan itu dilakukan karena masih terdapat masjid yang mengumandangkan azan tetapi waktunya tidak akurat.