MUI: Kehancuran Umat Banyak Disebabkan Buruknya Akhlak

5 Juni 2018 2:00 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Acara Nuzulul Quran di Istana Negara (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Acara Nuzulul Quran di Istana Negara (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhammad Cholil Nafis menyebutkan dalam Al-Quran disebutkan kehancuran umat lebih banyak disebabkan oleh akhlak yang buruk. Bahkan, meski zaman kelahiran Rasulullah sudah tergolong maju peradabannya, namun tetap disebut zaman jahiliyah karena buruknya akhlak manusia-manusianya.
ADVERTISEMENT
"Dalam kisah-kisah yang disebutkan dalam Al-Quran menjelaskan bahwa kehancuran umat-umat terdahulu juga lebih banyak disebabkan oleh buruknya akhlak," ucap Cholil di Istana Negara, Jakarta, Senin (4/6).
Penggunaan kata 'jahiliyah' sendiri menurut Cholil akan selalu relevan seiring dengan berjalannya waktu. Sebab, suka tidak suka, sebuah bangsa pasti akan menghadapi masa-masa jahiliyah.
"Bila kita cermati, zaman kita saat ini telah menggambarkan betapa pengetahuan melimpah, konvergensi teknologi terus maju dan berubah, orang pandai di mana-mana, tempat-tempat penggugah kesalehan semarak bak jamur di musim hujan," tutur Cholil.
"Akan tetapi, yang menjadi pertayaan adalah apakah semuanya itu sudah linier dengan sikap dan perilaku masyarakat yang selalu menjunjung tinggi akhlak mulia?" lanjutnya.
Ketua Komisi Dakwah MUI Cholil Nafis. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Komisi Dakwah MUI Cholil Nafis. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
Ia lalu menyinggung masalah praktik korupsi, fitnah, dan ujaran kebencian yang masih merajalela meski teknologi semakin maju. Cholil menyebut, teknologi dan pengetahuan yang seharusnya digunakan untuk memajukan peradaban, saat ini malah digunakan sebagai media adu ego.
ADVERTISEMENT
"Teknologi jadi media adu ego, kesombongan, peperangan, pamer kekuasaan, dan memperakus kepentingan duniawi. Di sinilah, titik urgensi kita merefleksikan diri di peringatan Nuzulul Quran ini," kata Cholil.
Ia menegaskan, kehadiran Al-Quran selain menjadi tanda dimulainya misi kenabian Muhammad SAW juga menjadi gambaran akhlak Rasulullah yang harus menjadi teladan.